Membaca Jokowi Effect di Peta Pemilu 2024
Elektabilitas Menipis
Kegagalan PDIP mengantongi dukungan tegas dari Jokowi ini menyebabkan partai ini kesulitan untuk memanfaatkan popularitasnya untuk mengeruk suara pemilih. Hal ini diyakini yang juga membuat tren elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud terus tergerus.
Hasil survei yang dilakukan di 16 lembaga dalam tiga bulan terakhir pun menunjukan posisi Ganjar-Mahfud MD selalu di bawah Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Namun PDIP tetap optimistis bisa mengubah situasi ini dengan memanfaatkan pemilih mengambang dan pemilih yang belum menentukan sikap.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa angka swing hingga undecided voters yang masih berada di atas 20% akan sangat menentukan dan menurutnya hasil survei lembaga-lembaga itu belum tentu merupakan gambaran aktualnya.
"Sebenarnya kalau kita lihat dukungan rakyat sangat kuat hanya memang kita akui banyak intimidasi sehingga menyebabkan undecided bahkan unspoken voters itu juga cukup banyak," terang Hasto pada hari debat pertama di gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka & Mahfud MD saat debat kedua Cawapres (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Sementara Cawapres Mahfud MD sendiri masih meyakini tren itu akan kembali naik, terutama karena pada acara debat para capres-cawapres bisa menunjukkan kepada publik kemampuan mereka.
"Kalau menaikkan elektabilitas itu sudah optimisme kami dan sudah merupakan keyakinan, elektabilitas akan terus bergerak dari yang ada," kata Mahfud MD dalam konferensi pers di JCC, Jakarta, Jumat malam (22/12/2023).
Tampaknya hal ini pula yang menjadi penyebab Mahfud mengeluarkan "jurus" menyerang dan meminta penjelasan rinci kepada Gibran Rakabuming Raka dalam debat calon wakil presiden. Mereka antara lain bolak-balik saling berargumen soal IKN hingga carbon capture storage (CCS).
Di sisi lain, pasangan Anies-Muhaimin yang jelas menyuarakan perubahan yakni antitesis rezim Jokowi juga di sebagian besar survei belum berhasil menggeser tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran. Tetapi elektabilitas Anies dalam survei Litbang Kompas mampu menyalip Ganjar-Mahfud meski selisih angkanya cukup tipis.
Seperti juga pasangan Ganjar-Mahfud, Anies optimistis jika angka itu akan naik seiring masyarakat sadar mereka ingin adanya perbedaan dengan kondisi pada saat ini.
"Bila membutuhkan perubahan, satu-satunya ya nomor 1, menawarkan perubahan, jadi inilah yang kami bawa," kata Anies usai menghadiri dialog yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Grafis Perpindahan Dukungan dari Simulasi 3 Pasangan ke 2 Pasangan
"Kami yakin makin hari makin banyak warga yang menyadari bahwa Indonesia sekarang membutuhkan perubahan," tutupnya.