Logo Bloomberg Technoz

Peran Prudential Indonesia Redam Lonjakan Kasus Demam Berdarah

Karin Zulkarnanen
17 September 2024 13:45

Ilustrasi nyamuk. (Photo By triwidana via Envato)
Ilustrasi nyamuk. (Photo By triwidana via Envato)
Karin Zulkarnanen, Chief Customer and Marketing Officer, Prudential Indonesia

Sektor kesehatan di Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar seiring kenaikan signifikan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pertengahan tahun 2024. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, peningkatan kasus DBD ini naik lebih dari 2x lipat dibandingkan tahun lalu, yakni naik dari 57.884 kasus dengan angka kematian sebanyak 422 orang menjadi 119.709 kasus dengan angka kematian sebanyak 777 orang. Hal ini menunjukkan bahwa DBD bukan penyakit yang bisa dianggap biasa. Gejalanya mulai dari demam, sakit kepala, dan nyeri otot, dan bisa berkembang menjadi lebih parah dan berakibat fatal, yang berisiko untuk menyebabkan kematian.

Melihat peningkatan kasus DBD yang terjadi di Indonesia, ini menjadi tantangan di bidang medis bagaimana upaya pencegahan dini hingga penyembuhan bagi orang yang terkena penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Oleh karena itu agar dapat melakukan pencegahan penyebarannya, perlu dipahami apa saja faktor yang menjadi penyebab dari penyakit DBD ini muncul. Selain gigitan nyamuk yang telah terinfeksi virus dengue, seseorang dapat terkena DBD karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus ini. Lalu orang yang pernah mengidap DBD sebelumnya juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi kembali dan bahkan mengalami gejala yang lebih parah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah virus DBD ini dipengaruhi cuaca dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang higienis.

Berbagai upaya preventif pun telah dilakukan oleh Pemerintah dalam menekan angka kasus DBD di Indonesia, termasuk melalui kampanye Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik serta seruan pelaksanaan 3M Plus yang terdiri dari pertama, menguras sekaligus menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan. Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum, selain itu juga mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan ketiga, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

Adapun upaya yang termasuk ke dalam Plus adalah bentuk upaya pencegahan tambahan, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, gotong royong membersihkan lingkungan, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan lain-lain.

Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan serangkaian upaya tambahan untuk memberantas wabah DBD secara berkelanjutan, mulai dari menanam tanaman penangkal nyamuk, memelihara ikan pemantik jentik nyamuk, menggunakan kawat kasa pada jendela/ventilasi di rumah, hingga program penerapan Teknologi Wolbachia sejak tahun 2023 sebagai kemajuan dalam melawan penyakit DBD ini. Mengutip pernyataan Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI Tiffany Tiara Pakasi (2022) bahwa seluruh program ini dilakukan demi mewujudkan target pemerintah untuk menurunkan angka kasus DBD di Indonesia yakni kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024 sampai 2030 dengan angka kematian nol persen.

Lawan DBD dengan Pencegahan Preventif melalui Vaksinasi dan Transparansi Penanganan Medis  

Memperkuat seluruh upaya di atas, industri asuransi hadir dengan serangkaian perlindungan kesehatan untuk meningkatkan optimisme masyarakat dalam berjuang menghadapi risiko penyakit DBD. Tidak terkecuali oleh PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sebagai pemimpin industri asuransi di Indonesia yang berkomitmen memberikan perlindungan kesehatan jangka panjang bagi keluarga Indonesia, termasuk program pencegahan penyakit DBD. 

Di Prudential Indonesia sendiri, tercatat pada kuartal I/2024, total klaim asuransi kesehatan yang dibayarkan khusus untuk penyakit DBD mengalami peningkatan volume klaim sebesar 69% dan peningkatan nilai klaim yang dibayarkan sebesar 130% atau Rp51,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berangkat dari tingginya angka klaim kesehatan tersebut, Prudential Indonesia menghadirkan layanan tambahan yang merupakan hasil kerja sama dengan PRUPriority Hospitals bagi seluruh nasabah sebagai tindakan preventif untuk mencegah penyakit, salah satunya ialah program diskon Vaksinasi DBD sebesar 18% yang dapat diakses di bit.ly/pru-vas. Vaksin ini dapat menjadi salah satu upaya preventif dalam melindungi diri dari virus dengue, baik pada orang yang belum ataupun sudah pernah terinfeksi virus penyebab DBD tersebut. Meski tidak sepenuhnya menjamin terbebas dari risiko DBD, namun vaksinasi bisa mengendalikan penyebaran penyakit menular ini di tengah masyarakat melalui penguatan kekebalan tubuh penerimanya.

Tidak hanya itu, nasabah yang membutuhkan perawatan dapat menikmati layanan dari PRUPriority Hospitals dengan transparansi estimasi biaya medis yang dapat diketahui di awal dan inovasi percepatan proses penjaminan cashless rawat inap. PRUPriority Hospitals, yang kini terdapat 338 jaringan rumah sakit di 107 kabupaten/kota Indonesia, memberikan nilai tambah atas manfaat proteksi yang diterima nasabah, yakni berupa transparansi biaya serta kualitas pelayanan medis yang lebih baik dan cepat. Tentunya ini sejalan dengan komitmen Prudential Indonesia untuk senantiasa melindungi seluruh nasabah pada generasi saat ini dan generasi yang akan datang.

Komitmen Bersama Masyarakat Dalam Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyakit DBD dapat memicu terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu terjadi peningkatan kasus penyakit ini hingga dapat menyebabkan kematian, jika tidak ditangani segera. KLB ini dapat terjadi karena ada nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus demam berdarah ini hidup dan berkembangbiak di negara tropis, salah satunya Indonesia. Di mana iklim tropis menjadi lokasi favorit nyamuk Aedes Aegypti berkembangbiak. 

Oleh karena itu, untuk mencegah meluasnya penyakit DBD, setiap individu hendaknya mulai menyadari peran pentingnya masing-masing dalam mencegah penyebaran DBD, salah satunya melalui penerapan gaya hidup sehat. Komitmen ini dapat dimulai dengan menyisihkan waktu 15-30 menit setiap harinya untuk berolahraga, memastikan pemenuhan asupan gizi seimbang, memastikan tubuh cukup terhidrasi, mengutamakan tidur berkualitas setiap malam, dan juga selalu menjaga kebersihan rumah.

Ke depannya, dengan semangat #SehatPangkalBisa, Prudential Indonesia mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Dengan kesadaran akan biaya medis yang meningkat serta langkah-langkah antisipatif yang diambil, masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidup dan menjaga stabilitas keuangan.

Prudential Indonesia akan terus berkomitmen menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi nasabah dan masyarakat Indonesia dengan memberikan perlindungan optimal yang tidak hanya berlaku saat ini, tapi juga untuk generasi mendatang. Harapannya adalah dapat membantu nasabah menjaga stabilitas finansial mereka secara berkelanjutan, untuk setiap kehidupan, untuk masa depan.

(pru)