Katalis 2025
Tren Teknologi Bisnis yang Perlu Diperhatikan di Masa Depan
Achmad Soegiarto
12 February 2025 15:01

Achmad Soegiarto adalah Founder & CEO SPRINT+, inisiator katalis inovasi bisnis pertama di Indonesia yang mendorong inovasi, membantu perusahaan menghindari ancaman krisis finansial, serta mempercepat perilaku startup nasional dan Gen Z agar lebih inovatif melalui metode SPRINT Behaviour. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Direktur Portofolio Strategis/Chief Strategy Officer (CSO) di Telkom Group (2019-2020) dan KG sebagai CSO (2021-2023), dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di Telkom. Ia merupakan salah satu role model budaya korporasi Telkom Group (2016) dan penerima penghargaan Satyalencana dari Presiden RI (2016). Baru-baru ini, ia menjalin kerja sama ekosistem dengan Wadi Makkah Company for Technology, Ummul Al Qura University (Februari 2025), untuk kemajuan teknologi di negara-negara Muslim. Selain itu, ia memenangkan Asia Education Award (2023) di Bangkok dan menjadi pembicara utama TEDx Airlangga University (2024) tentang pentingnya inovasi bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ia juga penulis lima buku strategi, termasuk Synergy Way of Disruption (2018) dan Unleashing Innovation with SPRINT (2024). Ia telah menempuh berbagai program eksekutif di institusi bergengsi seperti Harvard Business School, MIT, dan London Business School, serta meraih gelar magister dari Universitas Airlangga (1998) |
Tahun 2025, penulis menyebutnya sebagai the year of catalysts, dimana perubahan akan semakin cepat yang didorong oleh perkembangan teknologi, strategi bisnis, kepemimpinan, dan Pemerintahan baru. The Catalysts 2025 ialah bagaimana sukses di tahun depan dengan menjadi innovator, connector, dan problem-solver. Untuk itu, perlu mengetahui tren perubahan teknologi yang akan terjadi dan mendesain strategi simpler & better untuk menghasilkan inovasi value lebih baik sehingga bisa menjadi profiteers melalui “selling emotions, not products or services”.
Untuk menghadapi tahun 2025 diperlukan suatu strategi yang jauh lebih powerful. Menurut Felix Oberholzer-Gee dalam Better, Simpler Strategy: A Value-Based Guide to Exceptional Performance (2021), diperlukan strategi yang jauh lebih sederhana. Ia menyebutnya sebagai value stick. Dimana strategi ini dirancang untuk menciptakan value dengan mengukur dua kekuatan fundamental yakni willingness-to-sell dan willingness-to-pay. Simpelnya, willingness to-sell itu bagaimana bisa memberi pelatihan staf yang lebih baik dan membangun ikatan dengan karyawan sehingga mereka punya spirit untuk mendapatkan nilai lebih banyak dari pelanggan. Sementara itu, willingness-to-pay adalah bagaimana meningkatkan keterampilan menjual, mengirim lebih cepat (faster shipping), mudah untuk dijemput (easy pickup), dan peningkatan kehadiran di online store (improve online presence).
Lalu, apa saja tren yang akan berubah ke depan? Berdasarkan studi beberapa lembaga ternama seperti IBM, BCG, Deloitte, Wharton School, dan pakar-pakar dunia, penulis menemukan ada 5 perubahan besar yang sebaiknya Anda lihat. Kelima tren ini bisa mengubah lanskap bisnis dan teknologi, yang kami gambarkan di bawah ini.

#1 Why Catalysts
Menurut Harold Jarche, bahwa di tengah perkembangan teknologi AI yang pesat, inovasi menjadi aspek penting agar bisa terus bersaing. AI diharapkan bisa mengamplifikasi untuk menghasilkan inovasi di berbagai lini. Lalu, bagaimana memanfaatkan AI ini untuk kepentingan inovasi? Jawabannya adalah innovation catalysts.
Jika didefinisikan, menurut Daneil Huber, inovasi memiliki tiga unsur yakni kebaruan (novelty), relate dengan situasi masyarakat (relevance), dan bisa diterima (success), serta ditambah peluang pasar (market demand), dan teknologi. Sementara itu, menurut Harold Jarche, catalysts adalah bagaimana mendorong perubahan dengan menjadi innovator, problem-solver, dan connector. Dengan demikian, menurut Harold Jarche, perkembangan AI akan semakin powerful jika didorong oleh innovation catalysts.
Menurut beberapa pakar, catalysts memiliki beberapa karakteristik. Pertama, menurut Manuel Sosa, catalysts itu problem-solver, mengubah masalah menjadi peluang. Ia menyebutnya sebagai creative stars. Kedua, menurut Harold Jarche, catalysts itu memiliki kemampuan dan expertise atau kapabilitas untuk bisa memecahkan masalah. Lalu, bila ia merasa perlu membutuhkan expertise dari eksternal, ketiga, menurut Val Vacante, ciri penting catalysts ialah collaborative leadership untuk mencapai visi dan tujuan. Ia bertindak sebagai connector untuk menghubungkan dan mengurasi suatu keahlian agar bisa memecahkan masalah.
Ini tak mengherankan jika catalysts harus memiliki collaborative leadership. Menurut Harold Jarche, inovasi sangat berkaitan erat dengan networks & learning. Di satu sisi, inovasi adalah mengerahkan kapabilitas, berani mencoba, trial and error sebagai pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru. Agar bisa jauh lebih baik, maka inovasi tidak bisa lepas dari network: bagaimana membangun hubungan dengan pelanggan, experts, komunitas, dan lainnya.
Karena itu, catalysts adalah individu atau organisasi yang memiliki kemampuan berjejaring atau connector (titik merah) ke pelanggan (titik grey) dan expert (titik biru). Mereka merancang solusi dari permasalahan pelanggan dengan kolaborasi bersama expert dan berjejaring dengan pihak lain untuk menghasilkan inovasi. Inilah yang disebut sebagai innovation catalysts.
Bila satu catalysts di ekosistem tertentu membangun kolaborasi dengan ekosistem lain untuk menghasilkan value atau market size yang lebih besar, inilah yang kami sebut sebagai ecosystem collaboration, seperti yang telah dijelaskan pada buku Synergy Way of Ecosystem Collaboration (2022).

#2 The 10 Technology Trends
Pada tahun 2023 lalu, kami telah menyusun The Technology Trends That Will Change in 2024. Hasilnya, ada 10 tren yang kami nilai akan berdampak di tahun 2024. Ternyata benar, beberapa tren itu terjadi di tahun 2024. Contohnya, bagaimana GenAI menjadi suatu kebutuhan baru di tahun ini. Lalu, bagaimana perkembangan di tahun 2025. Kami memetakan ada 10 tren teknologi yang akan berkembang di tahun mendatang. Perubahan ini hasil tren dari perkembangan teknologi di tahun 2024. Berikut adalah tren pergeserannya:

From GenAI to Agentic AI
Generative artificial intelligence (GenAI) telah menjadi salah satu inovasi teknologi paling menarik di tahun 2024. Gartner mengatakan bahwa tahun 2024 sebagai tahun titik mula pertumbuhan besar. Microsoft, Nvidia, IBM, AMD, Google, Meta, Amazon, Alibaba, Baidu, ServiceNow, Intuit, Adobe, dan Salesforce adalah beberapa perusahaan publik terkemuka yang telah membuat kemajuan pesat di bidang ini. Penulis melihat bahwa kita perlu mewaspadai generative AI ini. Terobosan di teknologi ini berpotensi membawa perubahan besar terhadap perekonomian.
Menurut survei IBM, Agentic AI is the next generation of AI. Agentic AI ini menjanjikan untuk mengubah alur kerja secara menyeluruh. IBM menemukan bahwa 9 dari 10 eksekutif kini mengatakan alur kerja organisasi mereka akan didigitalkan dengan otomatisasi cerdas dan asisten AI pada tahun 2026, dan 77% eksekutif percaya bahwa AI generasi baru akan memungkinkan aset yang terhubung untuk membuat keputusan otonom pada tahun 2026.
From Sustainable Technology to Green IT
Tren penting pada tahun 2024 adalah evolusi teknologi berkelanjutan. Ini termasuk clean technology dan climate technology. Sebagai salah satu tren teknologi strategis utama Gartner untuk tahun 2024, teknologi berkelanjutan adalah kerangka solusi digital yang mendorong hasil environmental, social, & governance (ESG). Harvard Business Review melaporkan bahwa menyelamatkan bumi dari bencana ekologis adalah peluang senilai $12 triliun.
Menurut studi Cisco, di tahun 2025, green IT akan menjadi tren baru dalam sustainable technology lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Green IT bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan layanan teknologi, dengan cara mengurangi penggunaan bahan berbahaya, meningkatkan efisiensi energi, mendorong biodegradabilitas produk yang tidak terpakai, mengurangi limbah elektronik, mempertahankan atau meningkatkan kinerja operasional, dan lainnya.
From Cybersecurity to Cyberresilience
Pada tahun 2024, menjamurnya perangkat yang terhubung diperkirakan akan memperburuk masalah keamanan, mengingat kerentanan bawaannya. Para ahli mengantisipasi bahwa AI akan memainkan peran kunci dalam perubahan lanskap ini. Penulis percaya bahwa tahun 2024 menjadi tahun di mana kemajuan teknologi dalam keamanan siber akan sangat terkait dengan perspektif regulasi, manusia, dan AI.
Menurut perusahaan IT Kennedy di Amerika Serikat, memasuki tahun 2025, satu kata mendefinisikan lanskap keamanan siber: ketahanan (resilience). Tahun 2025 menjanjikan kelanjutan momentum regulasi, dengan tonggak-tonggak legislatif utama yang ditetapkan untuk membentuk kembali lanskap kepatuhan di seluruh negara Eropa, Amerika, Asia, dan lainnya. Bisnis harus berfokus pada langkah-langkah proaktif untuk menghadapi tantangan ini, termasuk memperkuat keamanan rantai pasokan, meningkatkan rencana respons insiden, dan melakukan pengujian ketahanan secara berkala.
From Quantum Computing to Quantum-Centric Supercomputing
Pada tahun lalu, penulis memprediksi komputasi kuantum akan mendominasi komputasi skala besar pada tahun 2024. Komputasi ini akan menemukan aplikasi dalam bidang komputasi yang berat seperti kecerdasan buatan, komputasi awan, kriptografi, penemuan obat, pengurutan genom, meteorologi, ilmu material, optimalisasi sistem yang kompleks, dan pemodelan keuangan.
Menurut IBM, dada tahun 2025, quantum-centric supercomputing akan didemonstrasikan sebagai superkomputer pertama yang berpusat pada kuantum dengan mengintegrasikan prosesor modular, middleware, dan komunikasi kuantum. Ini akan meningkatkan kualitas, eksekusi, kecepatan, dan paralelisasi sirkuit kuantum. Menurut IBM, ini diperkirakan akan membuat komputasi kuantum lebih mudah digunakan dengan mengabstraksi sirkuit kuantum menjadi fungsi kuantum dan pola yang membuka jalan bagi pustaka domain.
From Automation to Hyperautomation
Pada tahun 2024, automation terus tumbuh dan berinovasi, didorong oleh konvergensi internet of things (IoT), edge computing, AI, machine learning, dan 5G/6G. Pada tahun 2024, kita dapat mengharapkan lebih banyak pemeliharaan prediktif, pemantauan real-time, interconnected shop floors, kontrol inventaris otomatis, analisis data real-time untuk optimalisasi logistik, dan perkiraan permintaan dengan AI algoritma. Kecerdasan buatan, robotika, logistik yang dioptimalkan, transportasi yang efisien, dan otomatisasi alur kerja akan mengurangi jadwal dan biaya. Inovasi dalam teknologi manajemen rantai pasokan, seperti dokumen transportasi tanpa kertas, akan mempercepat arus barang dan mengurangi biaya.
Ke depan, menurut Gartner, hyperautomation akan berkembang. Hyperautomation adalah pendekatan yang digerakkan oleh bisnis dan disiplin yang digunakan organisasi untuk mengidentifikasi, memeriksa, dan mengotomatiskan sebanyak mungkin proses bisnis dan IT. Hyperautomation melibatkan penggunaan berbagai teknologi, alat, atau platform yang terkoordinasi, termasuk AI, machine learning, event-driven software architecture, RPA, business process management (BPM) dan intelligent business process management suites (iBPMS), integration platform as a service (iPaaS), low-code/no-code tools, packaged software, dan jenis alat otomatisasi keputusan, proses, dan tugas lainnya.
From Autonomous Vehicles to Intelligent Driving Vehicles
Autonomous vehicle, salah satu teknologi baru yang paling menarik, dapat mengubah transportasi lebih lanjut pada tahun 2024. Dengan menghilangkan kebutuhan akan pengemudi manusia, autonomous vehicle berpotensi meningkatkan keselamatan, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan mobilitas jutaan orang.
Menurut Nomura, tahun 2025, autonomous vehicles akan berubah menjadi intelligent driving vehicles. Dalam hal ini, kendaraan akan jauh lebih pintar karena didukung oleh perangkat yang semakin canggih, sehingga lebih efisien, akurat dan konsisten. China akan berupaya membangun kerangka kerja standar untuk mendukung adopsi intelligent driving vehicles yang terhubung pada tahun 2025 dan 2030.
From 5G and 6G Network Technology Development to 5G Expansion & 6G Exploration
Pada tahun 2024, banyak pakar memperkirakan teknologi jaringan 5G dan 6G akan berkembang dan mengubah lanskap bisnis. Salah satu faktor kuncinya adalah standard Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Standard ini akan memberikan spesifikasi desain kepada produsen perangkat untuk mengatur interoperabilitas dan kinerja.
Jaringan 5G memungkinkan konektivitas yang lebih cepat dan andal. Ini adalah teknologi nirkabel generasi terbaru, yang menawarkan kecepatan lebih tinggi, latensi lebih rendah, dan konektivitas lebih andal dibandingkan sebelumnya. Dengan kemampuan menangani data dalam jumlah besar dengan kecepatan sangat tinggi, jaringan 5G berpotensi merevolusi cara kita menggunakan teknologi. Sedangkan teknologi 6G masih baru akan dikembangkan beberapa tahun ke depan.
Pada tahun 2025, perluasan jaringan 5G diperkirakan akan terus berlanjut, meningkatkan konektivitas, kecepatan, dan kapasitas di berbagai sektor, termasuk otomotif dan perawatan kesehatan, berkat kemajuan dalam pembelajaran mesin dan komputasi tepi. Bersamaan dengan itu, eksplorasi teknologi 6G diantisipasi akan meningkat, yang bertujuan untuk mencapai kecepatan data hingga terabits per second (Tbps) dan latensi yang jauh lebih rendah, yang dapat meningkatkan aplikasi di area seperti augmented reality dan kota pintar. Pertumbuhan di pasar 6G didorong oleh permintaan konektivitas nirkabel yang sangat cepat.
From Biotechnology to Genetic Validation
Bioteknologi adalah bidang baru yang menggabungkan biologi dan teknologi untuk menciptakan produk dan proses baru yang meningkatkan kehidupan kita. Dari layanan kesehatan hingga pertanian, bioteknologi mempunyai potensi untuk merevolusi industri dan memecahkan beberapa tantangan terbesar dunia. Pada tahun 2024, kita dapat melihat bioteknologi menjadi lebih maju, di berbagai bidang seperti penyuntingan gen, biologi sintetik, dan pengobatan yang dipersonalisasi. Para pakar memperkirakan beberapa bidang bioteknologi akan berkembang pada tahun 2024, termasuk pengobatan yang dipersonalisasi, pengeditan gen dan diagnostik Crispr, pembelajaran mesin dan AI, teknologi sel induk, rekayasa jaringan dan bioprinting, data besar, dan penelitian obat-obatan.
Menurut Drugs Discovery, pada tahun 2025, genetic validation siap muncul sebagai litmus test dalam dalam R&D kardiovaskular, dan pasien akan melanjutkan mereka menjadi mitra yang lebih aktif dalam membentuk perawatan kesehatan mereka. Untuk mengetahui lebih banyak tentang masing-masing tren ini, kami melihat perkembangan tiga pemimpin industri Sandeep Kulkarni, MD; dan Seema Verma di Amerika Serikat.
From Human-Machine Interface to Collaborative Robotics
Banyak ahli percaya bahwa interaksi manusia-mesin alias human-machine interface (HMI) mendefinisikan ulang hubungan manusia dengan teknologi. Ini adalah bidang baru yang bertujuan untuk menciptakan cara yang lebih intuitif dan alami bagi manusia untuk berinteraksi dengan teknologi. Pada tahun 2024, kita dapat melihat HMI menjadi lebih maju, di berbagai bidang seperti pemrosesan bahasa alami, pengenalan isyarat, dan antarmuka otak-komputer. Hal ini akan memungkinkan HMI menjadi lebih natural dan mulus, memberikan pengalaman yang lebih intuitif dan responsif bagi pengguna.
Menurut Qviro, lanskap manufaktur dan otomatisasi berkembang pesat, dan collaborative robotic (cobot) memainkan peran penting di tahun 2025. Permintaan akan fleksibilitas, keamanan, dan efisiensi biaya yang lebih baik telah menempatkan cobot di garis depan otomatisasi industri. Pasar cobot diproyeksikan tumbuh setiap tahunnya lebih dari 20% antara tahun 2025 dan 2028, berlipat ganda pada tahun 2030. Dalam survei terkini, 84% bisnis menyatakan niat untuk mengadopsi atau memperluas otomatisasi robotik dalam dekade berikutnya. Hal ini mencerminkan dimulainya era baru dalam otomatisasi cerdas, di mana cobot memungkinkan perusahaan untuk berinovasi, mengoptimalkan operasi, dan mengatasi tantangan yang muncul.
#3 The Superconvergence
Seperti diuraikan di atas, bagaimana tren perubahan teknologi yang cepat, menurut Jamie Metzl, kita akan menghadapi masa depan superconvergence. Dimana teknologi canggih yang berkembang akseleratif akan saling terhubung, khususnya di industri kesehatan, sehingga mengubah pola hidup manusia. Sama seperti revolusi pertanian, industri, dan komputer sebelumnya, revolusi AI akan mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita.
Seiring dengan temuan baru dalam bidang sains seperti genetika dan bioteknologi, AI diperkirakan akan mengubah kita hidup dan bekerja, ekonomi, perawatan kesehatan, makanan yang dimakan, dan interaksi kita dengan dunia di sekitar. Futuris teknologi terkemuka Jamie Metzl mengeksplorasi implikasi gambaran besar dari momen transformatif AI ini dalam sejarah kita—ketika kita manusia dengan cepat meningkatkan kemampuan kita untuk merekayasa kecerdasan dan merekayasa ulang biologi—dan bagaimana individu, organisasi, dan masyarakat dapat memanfaatkan gelombang perubahan ini dengan sebaik-baiknya daripada tenggelam olehnya.
Dalam Superconvergence (2024), futuris terkemuka dan pendiri OneShared.World Jamie Metzl mengeksplorasi bagaimana AI, genome sequencing, gene editing, dan teknologi revolusioner lainnya mengubah kehidupan, dunia, dan masa depan kita. Teknologi yang semakin cepat dan saling terhubung ini berpotensi meningkatkan kesehatan, memberi makan miliaran orang, meningkatkan perekonomian, menyimpan informasi penting selama jutaan tahun, dan menyelamatkan planet, tetapi teknologi ini juga dapat menyebabkan kerusakan yang tak terukur.
#4 The Profiteers
Jika di atas telah diuraikan bagaimana tren perubahannya, lalu pada bagian ini ialah bagaimana menghasilkan keuntungan secara lebih baik. Dalam buku The Profiteers, Christopher Marquis melihat ada fenomena sekelompok orang atau profiteers yang mampu menghasilkan profit sebesar mungkin dengan menggunakan strategi. Namun, Marquis juga menekankan pentingnya melihat perkembangan ide-ide yang lebih sustainable.
Mereka adalah sekelompok pelopor yang mencoba mereformasi dan mengubah cara bisnis dijalankan di seluruh dunia. Dengan mengambil tindakan baru untuk menata kembali operasi bisnis dengan cara yang bertanggung jawab, meminimalkan dampak negatifnya, dan menciptakan cara-cara baru bagi bisnis untuk menyerap biaya tersembunyi mereka dengan benar, para profiteers ini memberikan blueprint untuk menggerakkan jarum pada masalah sosial dan lingkungan yang kian rusak.
#5 The Emotions
Emotions adalah bagaimana menjual strategi memenangkan persaingan dengan menonjolkan value dari sisi emosional, bukan fitur produk atau layanan semata. Berdasarkan hasil desk research yang dilakukan, penulis melihat ada sebuah big trend yang sebaiknya diperhatikan untuk merumuskan strategi bisnis di tahun 2025 yakni “selling emotions, not product or services”. Ini terkonfirmasi dari hasil survei dengan sampel beberapa mahasiswa di Jakarta yang setuju bahwa preferensi perilaku membeli banyak ditentukan oleh aspek emosional. Ada dua alasan.
Pertama, smart customer. Dalam survei Voice of the Customer 2024, PwC menemukan bahwa konsumen mulai bangkit dari pandemi Covid-19 tetapi mereka masih bijak dalam konsumsi sehingga disebut smart customer. Implikasinya, mereka akan sensitif dalam memilih produk/layanan. Mereka cenderung cari produk bukan kaleng-kaleng dalam melihat value-nya. Lalu, produk atau layanan apa yang mereka pilih? Menurut sebuah survei oleh startup Fractl disebutkan bahwa mereka memilih produk yang sesuai dengan aspirasi (produk yang merepresentasikan personal). Produk/layanan yang menjual dengan pendekatan emosional lebih disukai.
Kedua, menurut Fractl, “selling emotions, not products or services” ini merupakan metode pendekatan yang dinilai cepat viral. Hal ini dikarenakan kekuatan storytelling, positive vibes, diferensiasi, dan pengalaman interaksi. Brand-brand yang dengan pendekatan emosional ini lebih disukai. Oleh karena itu, bagi banyak pakar bisnis, seperti Robert Cialdini dalam Influence: The Psychology of Persuasion, “selling emotion, not products or services” menjadi strategi bisnis yang powerful untuk mengajak konsumen memiliki koneksi emosi dengan brand. Mereka terkoneksi bukan karena sekadar fitur produk atau layanan, melainkan personal experience, aspirasi, status harapan, dan kedekatan emosi.
APPLE menjual INOVASI, bukan devices.
ROLEX menjual STATUS, bukan jam tangan.
LEGO menjual KREATIVITAS, bukan mainan.
NIKE menjual MOTIVASI, bukan sepatu.
FERRARI menjual PASSION, bukan mobil.
COCA-COLA menjual KEBAHAGIAAN, bukan minuman.
TESLA menjual MASA DEPAN, bukan mobil.
SPRINT+ menjual BEHAVIOR, bukan buku.
Why Selling Emotions
#1 Stronger Connections: Menjual dengan emosi dikatakan powerful karena orang-orang cenderung mengingat bagaimana sesuatu yang membuat mereka merasa lebih dari sekadar apa yang sebenarnya terjadi. Pengalaman emosional menciptakan kesan yang bertahan lama.
#2 Differentiation: Di dalam lanskap bisnis yang kompetitif, daya tarik emosional dapat membantu brand terlihat menonjol. Pengalaman emosional lebih sulit ditiru daripada fitur produk.
#3 Higher Value Perception: Produk yang dikaitkan dengan emosi positif seringkali memiliki nilai yang lebih tinggi. Lihatlah bagaimana merek-merek yang menjual dengan emosi bisa memberikan pengalaman yang membangkitkan status, kegembiraan, atau eksklusivitas.
#4 Brand Loyalty: Resonansi emosional dapat membangun kepercayaan dan loyalitas. Brand yang menjual dengan emosi bisa menumbuhkan hubungan mendalam dengan konsumen, sehingga mereka cenderung loyal dan advocate. Lihatlah bagaimana pelanggan Apple itu sangat loyal.
How to Sell Emotions
#1 Storytelling: Gunakan storytelling yang mencerminkan aspirasi, tantangan, atau nilai audiens Anda. Kisah-kisah hebat mengundang empati dan inspirasi. Nike menjual inspirasi dan empowering melalui kampanye “Just Do It“, memanfaatkan keinginan orang untuk mengatasi rintangan dan mencapai kehebatan.
#2 Focus on Benefits Over Features: Menjual dengan emosional ialah bagaimana suatu produk dapat meningkatkan kehidupan pelanggan, bukan mempromosikan fitur spesifikasinya. Tesla dinilai mampu menjual visi masa depan yang berkelanjutan (sustainable future), termasuk harapan, kesadaran lingkungan (environmental consciousness), dan optimisme teknologi. Ketika orang membeli Tesla, mereka merasa telah berpartisipasi dalam gerakan menuju energi yang lebih bersih, inovasi teknologi, dan progressive thinking.
#3 Appeal to Core Desires: Manfaatkan emosi universal seperti kebahagiaan, cinta, ketakutan, dan rasa memiliki. Iklan Coca-Cola bukan tentang sekadar minuman, melainkan tentang kegembiraan dan kebersamaan (togetherness & happiness).
#4 Engage the Senses: Pemasaran multisensori (suara, sentuhan, rasa) memperdalam dampak emosional. Misalnya, Ferrari menawarkan pada performa mesin bertenaga kuda yang bisa didengarkan dan dirasakan Ketika mengendarainya.
#5 Show Real People: Testimoni autentik, konten yang dibuat pengguna, atau kisah sukses di kehidupan nyata lebih berkesan daripada sekadar klaim. Kemunculan foto astronot Buzz Aldrin yang mendarat di bulan dengan mengenakan jam Omega Speedmaster Moonwatch membuat jam itu dinilai berkualitas tinggi hingga bisa di bawa ke bulan.
So, you should SELL EMOTIONS, not products or services.
Kesimpulan
The Catalysts 2025 ialah bagaimana sukses di tahun 2025 dengan menjadi innovator, connector, dan problem-solver. Tren-tren pada teknologi dan strategi yang berkembang telah kami paparkan. Ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi pemain bisnis ataupun bentuk organisasi lainnya untuk bisa memenangkan persaingan di masa depan.
Referensi
Christopher Marquis, The Profiteers: How Business Privatizes Profits and Socializes Costs, PublicAffairs, 2024.
Felix Oberholzer-Gee, Better, Simpler Strategy: A Value-Based Guide to Exceptional Performance, Harvard Business Review Press, 2021.
Qviro, 2025 Key Trends in Collaborative Robots, November 2024.
By Brian Buntz, Biotech in 2025: Precision medicine, smarter investments, and more emphasis on RWD in clinical trials, Drugs Discovery & Development, December 17, 2024.
Harold Jarche, Innovation Catalysts, 02-16-2014.
Dell Technologiest, Innovation Catalysts Study, 2024.
Val Vacante, Fueling the future: How to ignite innovation catalysts in your organization, part one, Fast Company Executive Board, 03-11-2022.
Manuel Sosa, How Organisations Can Cultivate Innovation Catalysts, INSEAD, 15 Jan 2019.
Atomicwork, The ultimate guide to hyperautomation in 2025, Dec 2024.
Natalie Suarez, Hyperautomation trends for 2025, 09/17/2024.
Nathalie Moreno, Our cybersecurity prediction: the year of resilience, Kennedys, 16/12/2024.
Nomura, Intelligent driving technology could go mainstream in China by 2025, November 2023.
Maja Stefanovic, 2025’s cutting-edge autonomous driving trends, 28 November 2024.
Aeen, How the metaverse, web 3.0 and the Blockchain will transform business and society, 2024.
Justin Ging, Prediction: 2025 is the year quantum computing advances from physical qubits to logical qubits, November 19, 2024.
IBM, The future of computing is quantum-centric, 2024.
Chrissy Kidd, Sustainable Technology in 2025, October 16, 2023.
(ach)