Bloomberg Technoz, Jakarta - Rencana Pertamina untuk membatasi penjualan bahan bakar jenis Pertalite masih dalam pembahasan antar Kementerian.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, telah dilakukan rapat khusus antara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri ESDM Arifin Tasrif terkait dengan kuota Pertalite. 

"Yang pasti hasil meeting saya dengan Ibu Menkeu dan Menteri ESDM kita sudah sepakati kuotanya. Apakah ada pembatasan, saya belum dibicarakan," kata Erick di Jakarta, Rabu (4/5/2023).

Di awal 2023, pemerintah memang mengangkat wacana pembatasan penjualan Pertalite. 

Hal ini ini akan dilakukan dengan cara mengurangi distribusi Pertalite ke beberapa daerah tertentu, sehingga penggunaan bahan bakar ini menjadi lebih terbatas. Selain itu, PT Pertamina juga akan meningkatkan penjualan bahan bakar jenis lain yang lebih efisien dan ramah lingkungan, seperti Pertamax dan Dexlite.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati menjelaskan aturan teknis pembatasan Pertalite masih menanti rampungnya Revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191/2014 tentang pembatasan volume pembelian Pertalite.

Untuk informasi, Pertalite adalah salah satu jenis bahan bakar yang lebih mahal dari bahan bakar jenis lain seperti Pertamax dan Dexlite, namun masih lebih murah dari jenis bahan bakar yang lebih tinggi oktan seperti Pertamax Racing. 

Hal ini membuat Pertalite menjadi pilihan bagi banyak pengendara kendaraan bermotor yang ingin menggunakan bahan bakar berkualitas baik namun dengan harga yang relatif terjangkau.

Namun, meskipun Pertalite memiliki beberapa keunggulan, ada juga kekurangan dalam penggunaannya. Bahan bakar jenis ini memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar jenis lainnya seperti Pertamax dan Dexlite. Hal ini menyebabkan emisi gas buang kendaraan yang menggunakan Pertalite lebih tinggi dan berpotensi memberikan dampak buruk pada lingkungan.

(seo)