Logo Bloomberg Technoz

Indonesian Dance Festival 2024, Rayakan Keberagaman

Referensi
04 November 2024 08:55

(Dok. Ist)
(Dok. Ist)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gelaran Indonesian Dance Festival (IDF) 2024 yang mengusung tema “Liquid Ranah” akan segera dimulai hari ini dan berlangsung pada 2-6 November. Selama lima hari ke depan, IDF akan menghadirkan 12 karya tari, 10 kelas lokakarya, dan melibatkan lebih dari 50 seniman multidisiplin dalam berbagai programnya. Seniman tari dan koreografer yang terlibat pun tak hanya dari seantero Indonesia, namun juga berasal dari berbagai negara seperti Jepang, Filipina, Laos, Taiwan, Amerika Serikat, Australia, dan Prancis.

Sebagai salah satu festival tari kontemporer paling langgeng di Asia Tenggara dan salah satu yang tertua di dunia, IDF 2024 merupakan peristiwa kesenian yang menjadi titik temu penting bagi pegiat seni tari, sekaligus meletakkan Indonesia pada peta ekosistem tari kontemporer global. Seluruh rangkaian acara ini akan berlangsung di tiga lokasi: Graha Bhakti Budaya, Komunitas Salihara Arts Center, Institut Kesenian Jakarta, dan Galeri Indonesia Kaya. 

“Liquid Ranah”, Benang Merah Merayakan Keberagaman 

Tahun ini, “Liquid Ranah” menjadi tema yang diusung IDF 2024 untuk mewadahi ragam karya yang dibawa oleh para koreografer. “Liquid” berarti cair dalam bahasa Indonesia, dan “Ranah” berarti realm dalam bahasa Inggris menjadi konsep kuratorial yang mengajak para seniman dan penonton untuk menyelami kemungkinan-kemungkinan gerak yang cair. Dengan ragam eksplorasi karya di isu seputar gender, pergulatan identitas, perjuangan atas ruang gerak, memori kolektif tubuh, mitologi, hingga spiritualitas, festival ini merayakan bagaimana tari kontemporer memperkaya interaksi kita dengan tempat, komunitas, dan media sehari-hari.

Di IDF 2024 ini, tim kurator yang terdiri dari Agnesia Linda Mayasari, dan Nia Agustina (Indonesia), Arco Renz (Belgia), River Lin (Taiwan) menjajal kerangka kuratorial yang berangkat dari ragam karya, gagasan, dan ekspresi realitas yang hadir akhir-akhir ini.

“Liquid Ranah mewujudkan gagasan tentang fluiditas dan keberagaman, serta membentuk kembali kemampuan beradaptasi dan ketahanan kita sendiri di dalam dunia yang terus berubah, termasuk cara-cara mengkoreografi visi dan tubuh kita”, ungkap Linda Agnesia, salah satu kurator IDF 2024.

Salah satu karya yang mencerminkan tema “Liquid Ranah” misalnya, Bedhaya Hagoromo dari maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok dengan seniman noh Akira Matsui dan Richard Emmert. Melalui strategi artistik yang meleburkan keanggunan tari bedhaya klasik Yogyakarta (Jawa) dengan drama Noh klasik Jepang, karya ini mengelaborasi isu-isu budaya yang lebih luas tentang inovasi, kolaborasi, perjuangan kelas dan identitas, lokasi budaya, serta politik representasi. Karya ini juga menunjukkan bagaimana budaya gender direpresentasikan dan dinegosiasikan dalam konteks pertunjukan transnasional. Bedhaya Hagoromo akan menjadi pertunjukan pembuka pada IDF 2024.

Karya seniman-seniman lain juga patut ditunggu. Nastaran Razawi Khorasani (Iran) misalnya, akan menampilkan This is not a dance yang mengangkat isu soal perang, sensor, dan kebebasan berekspresi. Karya The Singer dari Bunny Cadag, koreografer muda asal Filipina, menggabungkan teater, musik vokal, kerajinan, dan gerakan untuk membicarakan gender, kolonialisme, hingga penyembuhan. Ada pula Huang Huai-te (Taiwan) dengan karya Pan Xian, Leu Wijee (Indonesia) & Mio Ishida (Jepang) dengan karya Ridden, Fitri Setyaningsih (Indonesia) dengan karya Garis Tegak Lurus, serta Try Anggara (Indonesia) dengan Dibungkus Level 5, akan membawa kita menyelami fluiditas dan keberagaman yang senantiasa melingkupi dan semakin nyata di sekitar kita.

Tari untuk Semua 

Untuk mewadahi tema dan ragam karya tersebut, IDF 2024 yang tahun ini telah sampai pada penyelenggaraan ke-17 menghadirkan sembilan program: Pertunjukan Malam, Kampana, Pertunjukan Situs Spesifik, Bincang Tari, Lokakarya dan Masterclass, Matatari, Simpul Gerak, Laku Cipta, dan Lifetime Achievement Award.

Tahun ini, Pertunjukan Situs Spesifik (Site Specific Performance) menjadi program baru. Koreografer Olé Khamchanla (Prancis/Laos) membawakan karya Choreographic Intrusion yang akan ditampilkan di ruang terbuka untuk memantik lebih banyak interaksi dengan audiens. Di program Matatari, IDF menghadirkan 12 pelaku seni tari dari seluruh Indonesia untuk datang, mengobservasi dan terlibat dalam pertukaran pengetahuan tari kontemporer di IDF 2024.

Selama festival, seniman dan koreografer juga mengadakan lokakarya edukatif bagi praktisi dan publik umum yang ingin mendalami tari kontemporer. Yang juga spesial, tahun ini Lifetime Achievement Award tahun ini diberikan kepada Tom Ibnur, maestro tari zapin yang telah mengabdikan hidupnya untuk melestarikan tari dari pesisir Sumatra ini. “Kami ingin IDF bisa menjadi ruang yang kontekstual untuk menampung karya seni tari yang muncul dari situasi-situasi Indonesia sebagai negara yang punya dinamika unik dalam konteks sejarah, pasca kolonial, budaya, ekologi, bahkan geopolitik di masa lalu dan masa kini ini”, ungkap Ratri Anindyajati selaku Direktur Indonesian Dance Festival. 

Membangun Ekosistem yang Kontekstual dan Berkelanjutan 

Tahun ini juga merupakan tahun kedua setelah regenerasi penyelenggaraan IDF terjadi, dari para co-founder kepada generasi muda penerus. Selain menyuguhkan gelaran yang meriah dan bermakna, tim juga ingin memastikan bahwa proses penyelenggaraan IDF yang dinaungi Yayasan Lokatari Nusantara juga menuju pada terbentuknya ekosistem tari kontemporer yang kontekstual dan berkelanjutan.

“Kami banyak merefleksikan makna keberlanjutan. Kesadaran ini muncul dari satu pertanyaan sederhana, apa sebenarnya makna tari kontemporer di Indonesia? Dari situ, kami mulai mengerjakan festival tahun ini,” tambah Ratri Anindyajati.

Menurutnya, IDF tahun ini dirancang sedemikian rupa untuk menjadi ruang inkubasi sekaligus presentasi yang relevan bagi karya-karya tari yang muncul dari dinamika unik Indonesia—baik dalam konteks sejarah, pasca kolonial, budaya, ekologi, hingga geopolitik. Lewat berbagai program dan keterbukaannya, IDF juga ingin menjadi pemantik sekaligus lahan subur bagi koreografer muda dari seluruh Indonesia untuk mengembangkan potensinya.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2015-2024, Hilmar Farid, menyambut baik hadirnya Indonesian Dance Festival 2024. Dirinya menuturkan bahwa Indonesian Dance Festival berperan sebagai wadah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tari kontemporer Indonesia.

“Saya percaya dengan kekayaan biokultural yang begitu besar, tari kontemporer dapat menjadi salah satu sarana untuk memetakan, membentuk narasi, dan menggerakkan kebudayaan Indonesia ke arah yang lebih baik, adil, dan berkelanjutan bagi kita semua,” pungkas Hilmar Farid di Jakarta, Senin (7/10) lalu.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1992, IDF telah menjadi platform penting bagi koreografer Indonesia untuk mengembangkan karya dan terhubung dengan medan seni tari dunia. Dalam lebih dari tiga dekade, festival ini telah menyajikan lebih dari 270 pertunjukan dan melibatkan lebih dari 400 seniman tari dan lintas disiplin dari berbagai negara.

Kami berharap Indonesian Dance Festival 2024 bisa menjadi ruang untuk menyelaraskan segala keberagaman dan membungkusnya dalam satu perayaan yang bermakna. Kami tunggu kehadiran anda! Indonesian Dance Festival di bawah naungan Yayasan Lokatari Nusantara didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia dan LPDP melalui Dana Indonesiana, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, JAKPRO, Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Komunitas Salihara. Serta didukung juga oleh rekanan media yaitu Kompas TV, Harian Kompas, Harper’s Bazaar Indonesia, Her World Indonesia, Katadata, Sisiplus Katadata, Tempo, Jalin, ASEF, Eksentrika, TFR News, Magdalene, Manual, dan Froyonion. Seluruh rangkaian program IDF 2024 "Liquid Ranah" terbuka untuk publik. Reservasi kursi sudah bisa diakses melalui indonesiandancefestival.id.

Untuk informasi lebih lanjut bisa ikuti kami di media sosial @indonesiandancefestival.

(seo)

Artikel Terkait