Logo Bloomberg Technoz

Pada saat yang sama, porsi pendapatan yang ditabung (saving to income) turun. Pada Juni 2023, rasionya adalah 15,3%, bulan sebelumnya masih 15,7%.

Konsumsi Pulih?

Di satu sisi, ini adalah kabar positif. Konsumsi adalah tulang punggung perekonomian nasional, dengan kontribusi lebih dari 50% dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Saat konsumsi tumbuh, seperti terkuak dalam data di atas, maka ekonomi secara keseluruhan juga akan tumbuh.

Akan tetapi, ternyata peningkatan konsumsi tidak merata. Survei BI mengungkapkan peningkatan konsumsi hanya dialami oleh kelompok masyarakat menengah-atas.

Untuk responden dengan pengeluaran Rp 3,1-4 juta, rasio pendapatan yang dibelanjakan naik dari 73,8% pada Mei 2023 menjadi 74,6% bulan lalu. Kemudian responden dengan pengeluaran Rp 4,1-5 juta, propensity to consume meningkat 1,3 poin persentase menjadi 74,4% pada Juni 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. 

Peningkatan lebih signifikan terjadi di kelompok responden dengan pengeluaran lebih dari 5%, yaitu dari 68% menjadi 70,9%.

Namun untuk kelompok masyarakat bawah-menengah, yang terjadi adalah penurunan. Untuk responden dengan pengeluaran Rp 1-2 juta, rasionya pada Juni 2023 adalah 76,1%, turun dari bulan sebelumnya yang 76,9%.

Lalu di kelompok responden dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta, rasio pendapatan yang dibelanjakan pada Juni 2023 adalah 76,4%. Bulan sebelumnya ada di 76,5%.

Sembako Makin Mahal

Semakin rendah pendapatan, maka kecenderungannya adalah porsi untuk belanja kebutuhan makanan semakin besar. Contoh, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan pada September 2022 adalah Rp 535.547/kapita/bulan. Dari jumlah tersebut, 74,15% konsumsi masyarakat miskin adalah untuk makanan.

Sumber: BPS

Oleh karena itu, rakyat menengah-bawah sangat sensitif terhadap harga kebutuhan pokok. Sebab, sebagian besar pendapatan habis untuk membeli sembako.

Sayangnya, harga sembako kini kian mahal. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut, harga rata-rata beras kualitas medium (yang paling banyak dikonsumsi rakyat Indonesia) pada 10 Juli 2023 adalah Rp 11.910/kg. Naik 0,68% dibandingkan posisi sebulan lalu.

Kemudian harga bawang merah per 10 Juli 2023 adalah Rp 37.970/kg. Dalam sebulan, harga naik 2,32%.

Lalu harga bawang putih pada 10 Juli 2023 adalah Rp 40.440/kg. Harga naik 8,74% dalam sebulan.

Sedangkan harga cabai merah keriting per 10 Juli 2023 adalah Rp 41.010/kg. Dibandingkan sebulan lalu, harga bertambah nyaris 20%.

Sementara harga daging ayam pada 10 Juli 2023 adalah Rp 38.300/kg. Terjadi kenaikan 1,29% dalam sebulan.

Harga telur ayam ras pun naik. Pada 10 Juli 2023, harganya Rp 30.930/kg, naik 1,78% selama sebulan.

“Salah satu sumber kemiskinan adalah kenaikan harga pangan. Kenaikan harga pangan memang meningkatkan pendapatan produsen, dalam hal ini petani. Namun di sisi lain, mengurangi daya beli konsumen.

“Jika pendapatan konsumen tidak berubah, maka kenaikan harga pangan akan menurunkan daya beli dan meningkatkan angka kemiskinan,” sebut riset Impact of Food Increase on Poverty in Indonesia karya Faharuddin, M Yamin, Andy Mulyana, dan Y Yunita yang dimuat dalam Journal of Asian Business and Economic Studies edisi Januari 2022.

Pada masa krisis 1997-1999, lanjut riset itu, kenaikan harga pangan sangat berkontribusi dalam peningkatan angka kemiskinan. Kemudian dalam beberapa tahun terakhir, inflasi pangan relatif rendah sehingga angka kemiskinan turun.

“Meski demikian, angka kemiskinan di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand,” tulis riset itu.

Dalam riset itu, terungkap bahwa kenaikan harga beras 20% akan menyebabkan angka kemiskinan bertambah 1,36 poin. Kemudian jika harga sayur-mayur naik 20%, angka kemiskinan naik 0,737 poin, dan saat harga ikan naik 20% angka kemiskinan bertambah 0,36 poin. Tiga komoditas itu adalah yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.

(aji)

No more pages