Logo Bloomberg Technoz

Ekonomi Lesu, Rakyat Indonesia Butuh Lapangan Kerja Lebih Banyak

Ruisa Khoiriyah
10 July 2023 12:10

Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg
Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kelesuan perekonomian global yang turut menyeret Indonesia dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi pascapandemi berlalu, semakin menggelinding ke titik lebih rendah dan perlahan memupus keyakinan masyarakat terhadap masa depan usaha serta nasib pekerjaan di masa mendatang.

Pesimisme itu tecermin dari hasil survei terbaru Bank Indonesia yang dirilis hari ini (10/7/2023). Keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam 6 bulan ke depan mulai menurun terindikasi dari penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen ke posisi 137,5 pada Juni 2023, setelah berada di posisi 137,8 pada bulan sebelumnya. 

Luruhnya ekspektasi konsumen tersebut terutama karena menurunnya keyakinan masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dalam 6 bulan ke depan dengan indikasi turunnya indeks ke posisi 135,6 dan ekspektasi kegiatan usaha yang juga turun ke 138,7. Sementara ekspektasi penghasilan masyarakat Indonesia untuk 6 bulan ke depan masih tetap kuat dengan peningkatan indeks ke posisi 138,1 dari 136,9 pada Mei lalu.

Agak pupusnya optimisme terhadap ketersediaan lapangan kerja diungkapkan oleh responden di semua tingkat pendidikan, terutama kalangan dengan pendidikan terakhir sarjana yang turun signifikan dari 146,0 pada Mei menjadi 140,6 di bulan Juni. Dengan kelompok usia di atas 41 tahun yang mencatat pesimisme lebih besar terhadap ketersediaan pekerjaan dibandingkan kelompok usia lebih muda. 

PR Lapangan Kerja Berkualitas

Di tengah perlambatan ekonomi global yang telah memangkas tingkat permintaan di seluruh dunia, Indonesia sejauh ini memang masih cukup tangguh meski dengan kecepatan yang masih di bawah harapan. Aktivitas manufaktur mulai bangkit bila mengacu pada indeks Purchasing Manager's Index (PMI) pada Juni lalu yang naik ke level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir.