Senat adalah badan yang ditunjuk oleh kelompok militer pendukung kerajaan setelah kudeta pada 2014.
"Jika mandat suara terbanyak rakyat ditolak dan situasi tak normal ini berlanjut, saya tidak tahu kapan kesempatan emas seperti ini datang lagi," ujar Pita dihadapan pendukungnya.
"Kita sudah terlalu jauh untuk kalah. Kita akan mencapai garis akhir bersama-sama." tambahnya.
Taruhan sebelum pemilihan parlemen itu memang tinggi Jika Pita gagal mendapat dukungan suara cukup dari Senat, koalisinya akan bubar bahkan thailand akan dipimpin oleh pemerintah dengan kursi minoritas.
Pembentukan pemerintah yang berlama-lama juga akan membuat investor takut. Indeks saham negara itu memiliki kinerja terburuk di negara Asia tahun ini dan mata uang baht menjadi mata uang yang terus melemah kedua di Asia Tenggara sejak pemilu 14 Mei lalu.
Banyak anggota senat menentang rencana kebijakan utama partai Maju Kedepan pimpinan Pita yaitu mengubah UU majeste atau Pasal 112 KUHP Thailand yang mengenakan hukuman pada pengkritik raja dan anggota kerajaan lain.
Di saat Pita menolak aliansi dengan partai-partai konservatif tidak ada alternatif lain kecuali memenangkan suara Senat sebanyak-banyaknya agar bisa mendapat suara 376 yang dibutuhkan untuk memastikan jabatan perdana menteri.
Saat ini Pita masih membutuhkan sekitar 65 suara Senat.
Pertemuan Pita dengan pendukungnya pada hari Minggu itu dipandang sebagai upaya mempertahankan momentum hasil pemilu 14 Mei yang memukul kelompok pendukung kerajaan.
Sejak pemilu ini, Pita berkeliling ke seluruh wilahan negara itu untuk membangkitkan semangat pendukungnya guna menekan Senat agar memilihnya sebagai perdana menteri.
"Jika kalian tidak mundur, saya tidak akan mundur," kata Pita ke pendukungnya. "Sudah saatnya negara ini dikendalikan oleh harapan, bukan oleh rasa takut."
UU negara itu tidak mengatur batas akhir pemilihan perdana menteri baru, dan parlemen bisa kembali memberi suara untuk putaran kedua pada 19 Juli jika pemilihan suara pertam gagal menetapkan perdana menteri baru. Hingga kini belum jelas apakah partai-partai lain akan mencalonkan tokoh lain untuk melawan Pita.
(bbn)