"Migrasi adalah masalah besar dan penting, baik secara politik maupun sosial," kata Rutte kepada wartawan di Den Haag pada Jumat (7/7/2023) malam. "Sekarang kami tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai hal ini. Kami bersama-sama memutuskan bahwa dukungan politik telah hilang."
Mengenai hal ini, juru bicara kantor perdana menteri, Christian Union, dan D66 menolak untuk berkomentar. Juru bicara Demokrat Kristen tidak menanggapi panggilan untuk berkomentar.
Proposal Rutte bertentangan dengan hampir 48.000 pencari suaka yang memasuki Belanda tahun lalu. Berdasarkan data resmi, dari jumlah tersebut sebanyak 10.927 tiba melalui reunifikasi keluarga. Pemerintah memperkirakan jumlah pencari suaka yang tiba akan meningkat menjadi sekitar 70.000 orang tahun ini.
Rutte pun dinilai bersikap berbeda dengan biasanya, yang dikenal tanpa lelah mencari kompromi dan kemampuan untuk membentuk aliansi dalam lanskap politik yang terfragmentasi. Sifat yang juga membuatnya populer di Uni Eropa.
Runtuhnya koalisi secara tiba-tiba karena masalah migrasi meningkatkan kemungkinan bahwa Rutte sedang mengejar taktik yang disengaja untuk meningkatkan prospek pemilihannya kembali. Ia dinilai sengaja mendorong partainya jauh lebih ke kanan di saat populis sedang meningkat di Eropa.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan partai Rutte tetap yang paling populer. Sehingga, ia dinilai akan berusaha mengamankan masa jabatan kelima dengan menggabungkan koalisi baru. Rutte telah mengisyaratkan kemungkinanan pencalonan kembali untuk masa jabatan kelima, dengan mengatakan "jika Anda bertanya sekarang, jawabannya adalah iya."
Pemungutan suara kemungkinan akan dilakukan paling cepat pada pertengahan November.
Perdana Menteri dengan Jabatan Terlama
Rutte mengatakan telah mengajukan pengunduran diri kepada Raja Willem-Alexander pada Jumat. Satu hari setelahnya, perdana menteri berkunjung ke istana untuk berbicara soal runtuhnya koalisi.
Rutte merupakan perdana menteri terlama dalam sejarah Belanda, dan pemimpin paling senior di Uni Eropa bersama dengan Viktor Orban dari Hongaria. Namun di tahun ini, Rutte telah mencatatkan hasil pemilihan Senat terburuk di masa jabatannya sebagai perdana menteri setelah Farmer-Citizen Movement, atau BBB, menjadi partai terbesar di majelis tinggi Belanda.
BBB meraih dukungan setelah tindakan drastis yang diberlakukan oleh pemerintah untuk mematuhi peraturan Uni Eropa. Peraturan tersebut berisi tentang pengurangan polusi nitrogen dan perlindungan alam setelah pertanian intensif dinilai menghancurkan keanekaragaman hayati di Belanda.
Ribuan petani pun melakukan protes selama berbulan-bulan. Mereka khawatir peraturan tersebut bisa membuat mereka gulung tikar.
Dalam jajak pendapat Ipsos pada Juni, Partai VVD memimpin dengan proyeksi 28 kursi, sementara Partai BBB mendapatkan 23 kursi. Namun sebaliknya, jajak pendapat di bulan yang sama oleh I&O memperlihatkan hasil Partai BBB unggul dengan 28 kursi sementara VVD mendapatkan 22 kursi.
Masa jabatan Rutte sebagai perdana menteri telah menjangkau koalisi dengan sejumlah partai, seperti Persatuan Kristen hingga D66. Ia telah menanggung skandal atas subsidi pengasuhan anak, yang membuat ribuan orang jatuh miskin dan memicu runtuhnya kabinet ketiganya, juga telah berjuang melawan inflasi tinggi dan krisis energi sejak tahun lalu.
(bbn)