Setengah dari waktu Yellen di China dihabiskan untuk berbincang dengan Wakil Perdana Menteri He Lifeng, pertemuan ekstensif pertama antara dua kepala kebijakan sejak China menunjuk tim ekonomi baru. Selama pertemuan yang lebih singkat dengan Perdana Menteri Li Qiang, Yellen melakukan pembicaraan yang lebih luas tentang hubungan AS-China.
Tugas Yellen di Beijing sangat rumit. Dia berusaha menyuarakan keprihatian tentang kebijakan ekonomi China, sambil menyerukan kerja sama dan keterlibatan yang lebih besar antara kedua negara. Kerja sama tersebut terutama pada tantangan global seperti perubahan ilim dan kesulitan utang di negara-negara miskin.
Selama perjalanannya, Yellen juga mengangkat praktik "non-pasar" China dan "tindakan pemaksaan" terhadap perusahaan-perusahaan Amerika. Ia juga memperingatkan perusahaan-perusahaan China agar tidak memberikan dukungan material untuk perang Rusia di Ukraina.
Di sisi lain, China menyatakan keprihatinannya tentang sanksi AS dan tindakan pembatasan.
Terlepas dari tekanan-tekanan tersebut, pesan Yellen secara keseluruhan adalah agar kedua belah pihak dapat mengelola persaingan mereka dengan aturan yang adil. "Presiden Biden dan saya tidak melihat hubungan AS dan China melalui kerangka konflik dengan kekuatan besar," katanya pada Minggu (9/7/2023). "Kami percaya dunia ini cukup besar bagi kedua negara untuk sama-sama berkembang."
Kunjungan Yellen merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memperbaiki hubungan dengan China, sekaligus mengirimkan pesan yang jelas tentang kebijakan AS.
Selama kunjungannya, ia bertemu dengan Pan Gongsheng, yang diperkirakan akan menjabat sebagai gubernur bank sentral China, serta mantan gubernur bank sentral China, Liu He.
Yellen merupakan anggota kedua dalam kabinet Biden yang berkunjung ke China dalam tiga pekan terakhir setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Juni. Upaya Yellen untuk mempersempit ruang lingkup de-risking (upaya mengurangi ketergantungan pada China) dan mengidentifikasi peluang perdagangan yang "tidak bermasalah" di China kontras dengan nada Blinken dalam kunjungannya yang lebih agresif. Blinken mengatakan di Beijing bahwa SA akan berusaha melindungi "teknologi penting kami sehingga tidak akan digunakan untuk melawan kami."
Utusan Khusus Presiden AS untuk Urusan Iklim John Kerry diperkirakan akan berkunjung akhir bulan ini untuk membahas soal pemanasan global, bidang yang menjadi perhatian bersama di mana Beijing dan Washington juga dapat menemukan titik temu.
Belum Ada Keputusan Final
Ujian dalam hubungan AS-China mungkin akan datang dalam waktu dekat. Tim Biden sedang mempersiapkan perintah eksekutif untuk membatasi investasi AS ke China yang selanjutkan dapat membatasi akses China ke teknologi canggih.
Yellen mengatakan "belum ada keputusan final" yang dicapai terkait tindakan tersebut. Namun, ia berjanji setiap pembatasan baru akan "sangat ditargetkan" pada sektor-sektor tertentu. "Saya ingin menghilangkan ketakutan mereka bahwa kami akan melakukan sesuatu yang bisa berdampak luas pada ekonomi China," katanya.
Pada rilis yang diterbitkan oleh Xinhua News Agency pada Sabtu (8/7/2023) wakil perdana menteri He memberi peringatan kepada AS bahwa "menggeneralisasi keamanan nasional" tidak kondusif untuk pertukaran ekonomi.
Para pejabat keuangan menekankan bahwa tujuan utama Yellen di Beijing adalah untuk membangun saluran komunikasi dengan tim ekonomi baru pemerintah China. Pada Minggu, Yellen mengatakan pertemuan yang dia lakukan di Beijing memberinya keyakinan bahwa lebih banyak pembicaraan dapat dilakukan.
"Komunikasi kami akan lebih sering dan teratur. Akan ada manfaat yang didapat dari pembicaraan tersebut," katanya.
--Dengan asistensi dari Ana Monteiro dan Lucille Liu.
(bbn)