Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut dikabarkan menunda pelaksanaan penawaran umum saham perdana atau Intital Public Offering (IPO). Hal ini terekam dalam laman e-ipo.co.id milik Self regulatory organization (RSO), dimana status penawaran secara elektronik Bank Sumut “canceled”.

Pada proses IPO yang sudah berjalan sejak akhir tahun lalu, Bank Sumut rencana menawarkan saham perdana kepada publik sebanyak 29.347.983 lembar. Saham baru ini berseri B dengan porsi maksimal 23% dari modal ditempatkan disetor.

Kisaran harga IPO Bank Sumut adalah Rp 350-510 per lembar, dengan nilai nominal Rp 250. Total maksimal dana yang dapat diperoleh adalah Rp 1,49 triliun. Sejatinya periode bookbuilding telah selesai karena dijadwalkan terjadi pada 5-18 Januari kemarin.

Mayoritas hasil penjualan saham perdana akan Bank Sumut atau sekitar 80% dipakai untuk penambahan modal kerja sebagai bentuk dukungan ekspansi bisnis termasuk kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Sisanya digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi, dimana sekitar 10% belanja modal (capital expenditure/capex) untuk aset sewa, pembukaan/perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi. Lalu 10% operational expenditure (opex) untuk pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.

Bank Sumut juga telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek diantaranya BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, UOB KayHian Sekuritas, dan Aldiacita Sekuritas Indonesia. Seperti tertuang dalam prospektus awal yang telah diterbitkan, penetapan harga IPO Bank Sumut tentunya dilakukan dengan pertimbangan kondisi pasar. Hal ini didapat dari periode penawaran awal saham perdana.