Amman Mineral merupakan grup perusahaan yang gencar melakukan kegiatan eksplorasi, pembangunan, penambangan, pemrosesan, sampai dengan pengolahan, dan pemurnian dengan/dan melalui Perusahaan Anak serta entitas asosiasi operasional.
Melalui anak perusahaan, AMNT, Amman mengoperasikan pertambangan tembaga dan emas terbuka yang dikenal sebagai tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Berdasarkan riset Wood Mackenzie berjudul “Copper and Gold Markets and Asset Benchmarking Report” yang terbit pada Mei 2022, tambang Batu Hijau yang dioperasikan oleh AMNT merupakan produsen tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia setelah tambang Grasberg PT Freeport Indonesia, dan mempunyai cadangan tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan Cebakan Elang.
Selain tambang Batu Hijau, Amman Mineral juga telah mengidentifikasi beberapa prospek tembaga dan emas lainnya, termasuk Cebakan Elang,
Menariknya, Perseroan bermaksud untuk memulai pengembangan Cebakan Elang sekitar tahun 2027 untuk menggantikan kegiatan pemrosesan bijih dan dari tambang Batu Hijau yang diproyeksikan akan habis pada tahun 2030. Kegiatan penambangan di tambang Elang akan dilakukan dari tahun 2031 hingga 2046.
Selanjutnya lewat entitas anak AMIN, Amman juga sedang membangun pabrik pengolahan konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga dan lumpur anoda dengan kapasitas input mencapai 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun dan pabrik pemurnian lumpur anoda menjadi emas dan perak batangan. Adapun proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2024.
Dalam menjalankan bisnisnya, Amman memiliki keunggulan kompetitif. Yang merupakan produsen tembaga dan emas yang signifikan secara global dengan cadangan bijih kelas dunia yang besar.
Bersamaan dengan menjadi salah satu operasi penambangan dan pemrosesan dengan biaya C1 Cash Cost terendah di dunia, yang didorong oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih AMNT dan peningkatan efisiensi operasional.
Amman Mineral dinyatakan terus melanjutkan investasi yang signifikan dalam infrastruktur pertambangan dan pemrosesan. Serta mempunyai pertumbuhan fundamental tembaga yang kuat, didukung oleh permintaan yang mengarah ke transisi energi hijau.
Perseroan melaksanakan kegiatan operasi yang terintegrasi dengan tim manajemen kelas dunia dengan pengalaman global dan rekam jejak yang terbukti dalam meningkatkan efisiensi operasional dan melakukan belanja modal yang berfokus pada peningkatan nilai Perseroan.
Perseroan juga mengklaim bahwa prospek usaha pertambangan tembaga memiliki prospek usaha yang menjanjikan dan potensial, karena produksi tembaga dunia diperkirakan akan mengalami defisit dibandingkan dengan permintaan tembaga di masa mendatang, yang diperkirakan akan meningkat pesat seiring pertumbuhan sektor industri, energi hijau, serta kendaraan listrik.
Adapun prospek usaha pertambangan emas juga menarik dari sisi harga yang ditopang oleh permintaan investasi dan pembelian oleh Bank Sentral di berbagai negara di dunia.
Seiring dengan keunggulan kompetitif, prospek usaha yang menarik, Amman Mineral juga punya rekam jejak pertumbuhan dengan arus kas yang positif. Sebagai gambaran, pendapatan Amman Mineral pada 2022 mencapai US$1,09 miliar, meroket 244% dari periode yang sama pada setahun sebelumnya. Dengan mencatatkan penjualan mencapai US$2,83 miliar, melesat naik 117%.
IPO saham Amman Mineral juga akan masuk ke dalam daftar lima IPO terbesar di pasar modal Indonesia sepanjang sejarah.
IPO saham Amman juga akan jadi yang terbesar sepanjang 2023, melebihi raihan Trimegah Bangun Persada (NCKL), Merdeka Battery Materials (MBMA) dan Pertamina Geothermal Energy (PGEO).
Dapat diambil kesimpulan, prospek saham Amman Mineral di masa mendatang masih sangat potensial. Dukungan sumber daya yang dimiliki termasuk pada penambangan, lokasi, dan prospek tembaga dan emas lainnya akan terus dilakukan jadi katalis positif, juga yang terlihat jelas saat ini adanya nilai yang menarik dari tambang Elang sebagai sumber operasional di masa depan.
(fad/aji)