Kinerja yang kuat itu berlanjut hingga awal tahun ini, sehingga membantu memberikan performa terbaik perusahaan pada kuartal pertama. Namun, kondisi berbalik menjadi kurang menguntungkan pada bulan-bulan berikutnya.
"Penghasilan dari unit perdagangan gas diperkirakan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama yang kuat karena faktor musiman dan peluang pengoptimalan yang lebih sedikit," kata Shell dalam sebuah pernyataan.
Kinerja divisi gas Shell kembali ke level rata-rata yang terlihat pada 2021 dan 2022.
Biraj Borkhataria, analis di RBC Europe Ltd, mengatakan lemahnya penjualan gas sebenarnya sudah terprediksi setelah komoditas tersebut menorehkan performa luar biasa dalam beberapa kuartal terakhir.
“Secara keseluruhan, kami melihat pernyataan Shell itu netral, mengingat sebagian besar indikator operasional terlihat sejalan dengan ekspektasi pasar,” tulisnya dalam sebuah catatan.
Rekan Shell di Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil Corp., sebelumnya juga mengatakan pendapatan kuartal keduanya akan berkurang sekitar US$4 miliar dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini karena harga gas alam yang lebih rendah dan margin penyulingan minyak yang turun.
Korporasi migas AS ini berusaha membangun bisnis perdagangan untuk bersaing dengan perusahaan Eropa seperti Shell.
(bbn)