Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank-bank digital paling popular di Tanah Air baru saja merilis kinerja keuangan untuk periode 5 bulan tahun 2023. Hasilnya memang ada perbaikan dari sisi perolehan laba bersih. Namun ada beberapa catatan yang menarik untuk dicermati. 

Di antara Bank Jago (ARTO), Bank Neo Commerce (BBYB) dan SeaBank, pertumbuhan laba bersih tertinggi berhasil ditorehkan oleh Sea Bank. Laba bersih SeaBank naik nyaris 6x lipat dibandingkan periode yang sama pada  tahun sebelumnya.

Sementara itu, meski BBYB masih mencatatkan rugi bersih tetapi kerugiannya susut hingga 66%. Sedangkan pada kasus ARTO, pertumbuhan labanya cenderung minimal hanya 9,1% saja. 

Dari ketiga bank tersebut, BBYB mencatatkan pertumbuhan yang paling agresif. Hal ini tampak dari penyaluran kredit yang tumbuh 79% secara tahunan menjadi Rp10,8 triliun. Pertumbuhan kredit BBYB pun mengungguli ARTO yang tumbuh 57,8%. Sementara SeaBank tumbuh paling moderat dengan laju 14,8%.

Menariknya di antara ketiga bank digital tersebut, hanya ARTO yang menyalurkan pembiayaan syariah. Sayangnya penyaluran pembiayaan syariah ARTO justru turun signifikan hingga hampir 27%. Jika per akhir Mei 2022 nilai pembiayaan syariah yang tersalur mencapai Rp2,3 triliun pada akhir Mei 2023 nilainya hanya Rp1,7 triliun saja. 

Apabila dicermati secara seksama, pembiayaan syariah ARTO konsisten mengalami penurunan, dan terjadi seiring dengan tren rasio kredit macet yang sempat meningkat pesat. Bahkan dampak dari hal tersebut membuat bank digital yang satu ini sampai harus terus memupuk pencadangan.

Beban provisi ARTO meningkat 96,1% secara tahunan pada Mei 2023 menjadi Rp229 miliar. Kendati peningkatan tersebut jauh lebih rendah dari Sea Bank yang mencapai 252% tetapi pertumbuhan pendapatan bunga bersih SeaBank serta rasio beban operasional terharap total pendapatan operasional perbankan masih jauh lebih baik sehingga membuat pertumbuhan laba bersihnya jauh lebih signifikan.

Logo Bank Jago (Dok: Bank Jago)

Untuk diketahui, pendapatan bunga bersih ARTO tumbuh 31% menjadi Rp700 miliar per akhir Mei 2023. Di saat yang sama, pertumbuhan pendapatan bunga bersih BBYB mencapai 178% menjadi Rp1,2 triliun dan SeaBank mencapai 164% menjadi Rp2,5 triliun. 

Dari angka tersebut dapat terlihat bahwa dari sisi growth BBYB unggul. Namun dari sisi nilai nominal SeaBank memimpin sedangkan ARTO justru tertinggal. 

Kemudian dari sisi rasio Operating Expenditure (OPEX) terhadap pendapatan operasional, ketiga bank digital tersebut berhasil mencatatkan perbaikan. Namun penurunan rasio OPEX terhadap pendapatan operasional yang paling tajam dialami oleh BBYB dan SeaBank.

Pada Mei 2022, rasio OPEX terhadap pendapatan operasional BBYB mencapai 314% tetapi berhasil diturunkan menjadi 42% pada Mei 2023. Sementara itu di saat yang sama rasio OPEX terhadap pendapatan operasional SeaBank juga berhasil diturunkan dari 39% menjadi hanya 19%. Sedangkan pada kasus ARTO penurunannya cenderung minimalis hanya dari 72% menjadi 66%. 

Angka tersebut mencerminkan bahwa di antara ketiga bank digital, SeaBank berhasil mempertahankan posisinya dalam hal cost leadership, sedangkan ARTO masih tertinggal dan bisa dikatakan menjadi bank yang paling boros. 

Itulah beberapa catatan yang penting untuk diperhatikan pelaku pasar, selain melihat dari sisi perbaikan bottom-line emiten-emiten bank digital di dalam negeri.

(fad/dba)

No more pages