Data tentang tank ini sesuai dengan pernyataan Kepala Staf Pertahanan Inggris Tony Radakin pada Selasa di parlemen.
“Rusia telah kehilangan hampir setengah dari efektivitas tempur pasukannya,” kata Radakin kepada komite pertahanan legislatif Inggris.
“Tahun lalu menembakkan 10 juta peluru artileri tetapi paling banter bisa menghasilkan 1 juta peluru setahun. Mereka telah kehilangan 2.500 tank dan paling banter dapat menghasilkan 200 tank setahun.”
Menurut Oryx, yang hanya mencatat jumlah alutsista yang berkurang, 2.082 tank Rusia telah dihancurkan, dirusak, ditinggalkan atau diambil oleh Ukraina sejak awal perang pada tahun 2022. Rusia memulai perang dengan 3.417 tank yang tersedia, menurut data military balance yang diterbitkan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) sebuah think tank internasional yang berbasis di London.
Ada ketidakpastian besar pada angka-angka tersebut mengingat kedua belah pihak memperlakukan pengurangan alutsista mereka sebagai rahasia negara dan adanya kesulitan dalam pengumpulan sumber data.
Adapun tidak ada angka yang dapat diketahui soal jumlah tank pengganti atau artileri yang telah diproduksi atau ditarik Rusia dari gudang penyimpanan sejak awal perang.
Yohann Michel, spesialis perang darat di IISS mengatakan dari data ini dapat diketahui bahwa Ukraina, bagaimanapun, tampaknya melewati tahun pertama perang dengan jumlah senjata berat yang kira-kira sama dengan yang dimilikinya pada awal perang, meskipun mengalami kehilangan yang juga besar.
Namun, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk Rusia, yang juga harus mencadangkan sebagian pasukannya untuk pertahanan di tempat lain di negara terbesar di dunia
Michel mengatakan bahwa perubahan keseimbangan alutsista berat itu penting, tetapi tidak dapat memastikan keberhasilan serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung
(bbn)