"Kami harus menjual kopi dengan harga yang kami beli pada tahun 2022. Pada tahun 2024, kami akan memiliki ruang memberikan lebih banyak diskon dan memiliki fleksibilitas dalam menentukan harga."
Kondisi saat ini sejatinya kurang bersahabat bagi perusahaan roaster kopi. Suku bunga acuan yang tinggi dan biaya hidup yang naik menjadi ancaman karena ada potensi konsumen akan mengurangi konsumsi kebutuhan tersier. Menjual segelas kopi lebih murah bisa menjadi salah satu jalan menyelamatkan permintaan yang rendah.
Pemulihan produksi kopi Brasil telah membebani harga grosir biji kopi arabika berjangka. Namun melemahkan nilai tukar dolar telah membantu meringankan tekanan inflasi bagi para roaster kopi.
Namun, mereka harus menghadapi rekor harga robusta yang tinggi karena permintaan yang kuat untuk biji kopi yang lebih murah sehingga memperketat pasokan. Lavazza memperkirakan harga robusta akan mulai menurun akhir tahun ini.
(bbn)