Cadangan Devisa RI Butuh Dukungan Hadapi Tekanan pada Rupiah
Ruisa Khoiriyah
07 July 2023 13:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai cadangan devisa Indonesia melanjutkan penurunan semakin mendekati level terendah Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 pertama kali pecah. Tekanan yang dihadapi oleh nilai tukar rupiah sepanjang Juni terus menguras cadangan devisa hingga hampir menghapus kenaikan yang dicapai sepanjang tahun ini.
Tekanan pada cadangan devisa diperkirakan akan terus berlanjut di bulan-bulan mendatang seiring semakin kuatnya perkiraan kenaikan bunga Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, yang diprediksi mengerek bunga hingga dua kali lagi masing-masing sebesar 25 bps hingga akhir tahun. Kebijakan moneter AS yang terus ketat itu berisiko memupus daya tarik aset-aset pasar keuangan domestik dengan semakin sempitnya selisih imbal hasil surat utang Amerika dengan Indonesia.
Sinyal hawkish the Fed yang semakin kuat di tengah terus menurunnya kinerja ekspor yang terdampak pelemahan global dan penurunan harga komoditas menjadi kombinasi buruk yang bisa mengancam kesehatan transaksi berjalan RI. Cadangan devisa membutuhkan dukungan lebih besar baik dari kebijakan bank sentral maupun siasat pemerintah RI menarik investasi asing, agar masih cukup kuat menahan tekanan ketidakpastian global ke depan.
Bank Indonesia melaporkan, posisi cadangan devisa RI pada Juni turun US$ 1,8 miliar ke posisi US$ 137,5 miliar, semakin mendekati level terendah tiga tahun terakhir yang terjadi pada Maret 2020 di posisi US$ 120,6 miliar. Akan tetapi, penurunan cadev pada Juni lalu lebih kecil dibandingkan yang terjadi pada Mei yang anjlok hingga hampir US$ 5 miliar.
Bank sentral menggarisbawahi, kendati terus menurun, posisi cadev RI pada Juni tersebut masih memadai untuk menopang 6,1 bulan impor bersama dengan beban pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai cadev itu juga masih di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.