Emiten yang bergerak pada bidang pertambangan tembaga dan emas menawarkan sebanyak 6,33 miliar saham atau sekitar 10% dari total modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga penawaran tersebut, Perseroan akan mendapat dana segar mencapai Rp10,73 triliun, menjadikan IPO terbesar sepanjang 2023 hingga saat ini.
Amman akan menggunakan dana hasil IPO sebesar Rp1,78 truliun sebagai setoran modal kepada Amman Mineral Industri (AMIN). Kemudian AMIN akan menggunakan modal ini untuk pembangunan smelter di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selanjutnya, sebesar Rp3,05 triliun dana hasil IPO akan digunakan untuk pelunasan utang kepada Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Sedangkan dengan dana IPO yang tersisa akan digunakan untuk setoran modal kepada AMNT melalui pengambilan bagian saham baru yang diterbitkan oleh AMNT.
Setelah adanya setoran modal ini, AMNT akan menggunakan dananya untuk ekspansi pabrik konsentrator dan pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Sumbawa Barat.
Direktur Utama Amman, Alexander Ramlie, menyatakan bahwa IPO dilakukan guna mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di masa transisi energi.
"IPO ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis AMMN yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan komoditas tembaga di masa mendatang," ujar Alexander Jumat (7/7/2023).
Adapun IPO AMMN mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 13,6 kali. Imbas kelebihan permintaan tersebut, penjatahan terpusat atau pooling allotment meningkat dari sebelumnya hanya 2,5% menjadi 7,5% dari seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO. Total ada 27.000 orang investor dalam IPO Amman Mineral.
Dalam IPO Amman, yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah BNI Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia, DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas.
(fad)