Model Bisnis
Akseleran memiliki model bisnis utama dengan menghubungkan antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman. Kebanyakan penerima pinjaman adalah sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dari situ, Akseleran mengambil net take rate sebagai salah satu motor pertumbuhan utama. Net take rate terbagi menjadi dua sumber.
Pertama, imbalan yang diterima dari penerima pinjaman atas layanan platform Akseleran. Kedua, marjin yang diterima atas perbedaan suku bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman dan yang dibayarkan kepada penerima pinjaman.
Penerima pinjaman diuntungkan dengan akses pinjaman yang lebih mudah dibanding lembaga keuangan konvensional. Sementara, pemberi pinjaman mendapat keuntungan berupa suku bunga tetap yang dibayarkan Akseleran.
Akseleran, sampai saat prospektus IPO diterbitkan, memiliki 200.000 pemberi pinjaman individu. Namun, dari jumlah ini, hanya 12 pemberi pinjaman pihak ketiga yang masuk kategori bernilai signifikan, termasuk di antaranya keluarga Makarim.
Pinjaman dari para pemberi pinjaman atau kreditur individu tersebut memiliki suku bunga dengan rentang 9% hingga 13%. Rata-rata jatuh tempo atau maturity pinjaman tersebut merupakan jangka pendek, antara enam bulan hingga satu tahun.
Dalam pinjaman P2P lending, Akseleran juga mencatat transaksi off-balance sheet. Artinya, Akseleran bertindak sebagai perantara antara pemberi dan penerima pinjaman untuk mengucurkan kredit secara online.
Namun, risiko gagal bayar atas pinjaman yang disalurkan berada sepenuhnya pada pemberi pinjaman. Sehingga, pinjaman yang masih berjalan dicatatkan di luar neraca. Per akhir 2022, saldo transaksi off-balance sheet tercatat Rp9,9 miliar, naik 66,2% dibanding 2021, Rp5,96 miliar
(dhf/roy)