"Kembali meningkatnya ekspansi sektor jasa Amerika pada Juni diperkirakan akan membuat pasar tenaga kerja AS kembali mengalami ekspansi," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas dalam catatan pagi, Jumat (7/7/2023).
Hal itu tecermin dalam rilis ADP nonfarm employment change Juni yang naik melebihi ekspektasi menjadi 497.000 dari posisi Mei 267.000 dan jauh melampaui perkiraan analis sebesar 228.000. Akibatnya, proyeksi pasaar terhadap kenaikan suku bunga Fed bergeser dari satu kali kenaikan sebesar 25 bps menjadi dua kali kenaikan 25 bps dengan probabilitas 92% pada Juli dan 44% pada November nanti.
Pergeseran ekspektasi itu langsung merontokkan indeks saham di Amerika dan Eropa. Indeks harga obligasi global S&P Developed Market juga langsung terkoreksi tajam 0,6% disusul penurunan indeks obligasi di emerging market sebesar 0,9%.
Imbal hasil surat utang AS yaitu US Treasury 10 tahun juga langsung naik ke 4,03%. Ini mengantarkan selisih antara imbal hasil SUN dan UST menjadi semakin sempit di kisaran 217 bps.
"Itu adalah awal koreksi tajam bagi pasar obligasi dalam negeri, terutama untuk SUN 10 tahun. Untuk menghadapi situasi ini, kami sarankan para investor melakukan realokasi portofolio dari SUN tenor panjang 10 dan 15 tahun menjadi tenor pendek 2 tahun," saran Lionel.
Hari ini yield SUN 10 tahun diperkirakan akan terus tertekan menuju 6,25%-6,35% dengan depresiasi rupiah berlanjut ke rentang Rp15.100-Rp15.200/US$.
(rui/aji)