Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, nilai tukar rupiah membuka perdagangan hari ini dengan tekanan besar hingga merosot langsung menembus level support kedua dan tergelincir menuju Rp15.200/US$.

Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, pairing USD/IDR langsung dibuka melesat 90 bps membawa nilai tukar rupiah melemah ke Rp15.135/US$ pada pukul 09:03, Jumat (7/7/2023) dan kini bertengger di Rp15.130/US$ pada 09:11.

Rupiah telah menjebol dua support pertama masing-masing di Rp15.080 dan Rp15.098, dan kini mata uang Indonesia bersiap melanjutkan pelemahan ke MA-200 pada area Rp15.219/US$ sebagai level support terlemahnya.

Belum ada daya ungkit meyakinkan untuk menolong nilai tukar rupiah dari tekanan yang semakin besar beberapa hari ke depan. 

Rilis notula rapat Bank Sentral AS (the Fed) menggeser ekspektasi pasar untuk peluang kenaikan Fed fund rate (FFR) dari semula dua kali menjadi tiga kali di sisa tahun ini. Di pasar berjangka, ekspektasi pasar untuk kenaikan FFR di sisa tahun ini bukan lagi terhenti di 5,75%, tapi bunga acuan paling berpengaruh di dunia itu diperkirakan bisa semakin merambat ke 6% pada November nanti dengan probabilitas 11,6% dan 8,2% pada Desember.