Riset Mandiri Sekuritas menyatakan, penilaian tersebut berdasarkan pengecekan kanal terbaru yang menguatkan pandangan bahwa TikTok Shop bukan pesaing langsung bagi Tokopedia.
“Pengecekan kanal menguatkan pandangan positif kami. Kami baru-baru ini melakukan pengecekan kanal di sektor 3PL, perantara atau seorang enabler, agensi live-streaming, dan merchant e-commerce,” tulis Mandiri Sekuritas dalam riset terbarunya, Kamis (6/7/2023).
Umpan balik tersebut menguatkan pandangan sebelumnya, risiko TikTok Shop terhadap Tokopedia lebih rendah dibandingkan dengan Shopee, mengingat kategori Gross Merchandise Value (GMV) yang rendah dan tumpang tindih antar pengguna.
Dalam riset tersebut juga memaparkan, terdapat wawancara dengan merchant atau pedagang secara langsung pada fitur live tersebut menunjukkan bahwa penurunan GMV mulai stabil pada kuartal I-2023 dengan pergeseran pangsa pasar yang lebih rendah ke TikTok Shop, yang sudah memiliki kehadiran yang signifikan di Indonesia.
Hal serupa juga diungkapkan oleh riset dari UOB Kay Hian yang menyatakan penetrasi Tiktok akan lebih berdampak kepada Shopee daripada Tokopedia.
Dasarnya adalah barang yang dijual di TikTok adalah produk fashion dengan harga kurang dari Rp150 ribu dan menggunakan metode pembayaran tunai di tempat atau Cash on Delivery (COD). Di mana fitur ini lebih mirip dengan Shopee dibandingkan dengan Tokopedia.
Hasil riset yang diterbitkan oleh analis CGS CIMB pada Juni kemarin juga semakin memperkuat pandangan tersebut, persaingan dari TikTok Shop lebih merugikan ke pada e-commerce Shopee karena fokusnya pada fashion dan kecantikan. Berdasarkan hasil pengecekan kanal industri, fashion dan kecantikan bukan kategori utama Tokopedia.
Arah EBITDA
Selain katalis dan sentimen tersebut, Mandiri Sekuritas juga optimis terhadap fundamental GOTO atas strategi diferensiasi utamanya dalam mengoptimalkan biaya pengiriman dan kualitas layanan di dalam kota pada segmentasi armada logistik on-demand dan konvensional.
Kemudian, Mandiri Sekuritas memproyeksikan angka Adjusted EBITDA GOTO akan mencapai level positif Rp69,3 miliar pada kuartal IV-2023. Target tersebut membalikkan posisi GOTO yang masih membukukan Adjusted EBITDA minus Rp1,6 triliun pada kuartal I-2023.
Proyeksi kinerja positif Mandiri Sekuritas tersebut didasari atas sejumlah faktor. Di antaranya adalah keberhasilan GOTO dalam menciptakan efisiensi biaya. Termasuk juga dengan biaya-biaya lainnya seperti biaya pendapatan, biaya promosi penjualan, serta beban penjualan umum dan administrasi diperkirakan akan terpangkas hingga sekitar Rp800 miliar.
Dengan berbagai sentimen dan katalis tersebut semakin memperkuat peringkat Beli yang disematkan oleh Mandiri Sekuritas dengan menetapkan target harga saham GOTO dapat mencapai Rp195/saham. Hal ini setara dengan potensi kenaikan 75% dari level harga saat ini.
Pada penutupan perdagangan Kamis (6/72023), saham GOTO bergerak menguat 3 poin atau setara 2,75% menuju level Rp112/saham. Setelah ditransaksikan sebanyak 14.987 kali. Volume transaksi mencapai 1,82 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp199,48 miliar.
(fad/frg)