Menakar Prospek Logam Penting RI di Tengah Risiko Defisit Global
Wike Dita Herlinda
06 July 2023 10:35
Bloomberg Technoz, Jakarta – Dalam beberapa tahun ke depan, berbagai komoditas logam yang penting bagi transisi energi bersih dunia diproyeksi mengalami defisit suplai. Indonesia, padahal, merupakan salah satu produsen utama dari beberapa jenis mineral yang dibutuhkan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Mengutip laporan terbaru McKinsey & Co., komoditas seperti nikel –yang diperlukan untuk baterai litium-ion kendaraan elektrik atau electric vehicle (EV)– diperkirakan menghadapi kekurangan pasok global sekitar 10%—20% pada 2030.
Disprosium, elemen tanah jarang yang biasa digunakan dalam motor listrik, juga mungkin mengalami defisit hingga 70%. Pasokan tembaga, litium, kobalt, iridium, dan timah juga berisiko menciut.
Tekornya suplai logam, menurut laporan yang dilansir awal Juli tersebut, juga berisiko memperlambat upaya dekarbonisasi global seiring dengan naiknya biaya rantai pasok. Akibatnya, harga produk rendah karbon juga akan makin mahal.
Indonesia setidaknya menjadi salah satu negara penghasil kunci dari nikel, kobalt, tembaga, dan timah. Lantas, seperti apa kinerja produksi dan prospek komoditas-komoditas logam penting andalan Tanah Air tersebut di tengah proyeksi shortfall dunia?