Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Perkasa

Hari ini, harga emas tertekan oleh penguatan dolar AS. Pada pukul 08:54 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,01% ke 103,384.

Sentimen positif bagi dolar AS datang dari rilis risalah rapat The Fed edisi Juni 2023. Hasil rapat tersebut adalah Ketua Jerome Powell dan kolega sepakat untuk mempertahankan suku bunga acuan.

Namun, notula rapat mengungkapkan keputusan itu tidak terjadi secara aklamasi. Masih ada sebagian anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (FOMC) yang ingin suku bunga acuan naik.

“Saat hampir semua peserta rapat menganggap bahwa mempertahankan suku bunga acuan di 5-5,25% adalah sesuatu yang layak atau dapat diterima, beberapa mendukung kenaikan 25 basis poin (bps),” tulis notula tersebut.

Ke depan, pengetatan moneter kemungkinan besar akan berlanjut. Hampir seluruh peserta rapat sepakat bahwa pengetatan moneter lanjutan masih diperlukan tahun ini.

Pasar pun bereaksi. Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebanyak 25 bps menjadi 5,25-5,5% dalam rapat 26 Juli adalah 88,7%. Lebih tinggi dibandingkan perkiraan seminggu lalu yaitu 81,8%, apalagi sebulan lalu pasar memperkirakan kemungkinannya hanya 52,4%.

Sentimen kenaikan suku bunga acuan menjadi ‘obat kuat’ bagi dolar AS. Saat dolar AS perkasa, harga emas biasanya bergerak sebaliknya.

Ini karena emas adalah aset yang dihargai dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

Analisis Teknikal

Namun, bukan berarti peluang kenaikan harga emas sudah pudar. Masih ada kemungkinan harga emas bangkit.

Secara teknikal, target terdekat ada di US$ 1.947,19/ons. Jika titik resisten ini tertembus, maka ada ruang menuju target selanjutnya yakni US$ 1.963,46/ons.

Sedangkan titik support harga emas ada di US$ 1.863,42/ons.

Sumber: Bloomberg

(aji)

No more pages