Logo Bloomberg Technoz

Pada peluncuran Threads hari Rabu, Twitter masih membatasi jumlah tweet per hari yang dapat dilihat oleh pengguna mereka, yang menurut Musk adalah langkah sementara untuk menyaring para pembobol data dan bot. 

Pembatasan tersebut merupakan langkah terbaru yang mendorong pengguna Twitter untuk mencari alternatif. Di mana para penantang sebelumnya, seperti Bluesky dan Mastodon, belum membangun jaringan yang cukup besar untuk memberikan jangkauan dan dampak bagi pengguna Twitter. 

Connor Hayes, wakil presiden produk di Meta mengatakab banyak figur yang berpengaruh di Instagram meminta mereka untuk membuat aplikasi berbasis teks.

"Para kreator mengatakan kepada kami, 'Kami menginginkan alternatif dari apa yang ada di luar sana, dan kami tidak ingin memulai dari awal dan harus membangun pengikut dari nol,'" ujar Hayes dalam sebuah wawancara, tanpa menyebut Twitter secara spesifik.

Instagram dan Facebook, keduanya dimiliki oleh Meta, memiliki sejarah panjang dan sukses dalam meniru produk dari pesaing mereka. Fitur Reels milik perusahaan ini merupakan tiruan dari aplikasi video TikTok, dan fitur IG Stories-nya yang meniru Snapchat milik Snap Inc. 

Waktunya tampaknya tepat untuk Meta meluncurkan aplikasi ini. Sejak Musk mengakuisisi Twitter senilai US$44 miliar pada bulan Oktober, perusahaan ini telah memangkas ribuan karyawan, melonggarkan kebijakan moderasi kontennya, dan membuat para pengguna dan pengiklan mengalami serentetan masalah teknis.

Twitter juga mengalami kesulitan finansial. Pendapatan iklan di perusahaan yang berbasis di San Francisco ini telah menurun hingga 50%, kata Musk pada bulan Maret, dan dia baru-baru ini merekrut Linda Yaccarino, seorang eksekutif NBCUniversal, sebagai CEO, menggantikan dirinya.

(bbn)

No more pages