Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis 6 Juli 2023 berpotensi bergerak melemah, tertekan oleh risalah hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat yang mengejutkan.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (5/7/2023) IHSG menguat 0,56%, dengan menutup perdagangan pada level 6.718,98.

Analisis Teknikal IHSG Hari Ini Kamis 6 Juli (Bloomberg)

Secara teknikal IHSG berpotensi koreksi terlebih dahulu menuju trendline garis putih, dengan support terkuat pada area level 6.700. Jika tetap kuat berada di atas support tersebut, pergerakan IHSG akan rebound dengan target penguatan terdekat pada level 6.747, sebagai resistance potensial. Untuk resistance selanjutnya ada MA-100 level 6.775 yang jadi target.

Sentimen pada perdagangan hari ini datang dari global. Para pembuat kebijakan di Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terbelah suaranya saat hendak menghentikan kenaikan suku bunga pada Juni.

Hal tersebut terungkap dari risalah hasil rapat mereka pada 13-14 Juni kemarin yang diterbitkan Kamis (6/7/2023) waktu setempat.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, hampir semua pejabat menganggap tepat untuk mempertahankan suku bunga dalam kisaran target 5% hingga 5,25%, sementara beberapa mendukung kenaikan seperempat poin pada Juni.

Gubernur Jerome Powell telah berulang kali menekankan bahwa keputusan mereka pada Juni didasari dengan suara yang bulat. Ia mengatakan sebagian besar pejabat melihat setidaknya diperlukan dua kenaikan lagi atau lebih.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor tengah fokus menanti rilis data pasar tenaga kerja (Non-Farm Payrolls) AS akhir pekan ini. Para pakar ekonomi memprediksi ekonomi AS menambah 225,000 pada Juni, melambat dari penambahan 339,000 pada Mei sementara kenaikan rata-rata upah per jam kemungkinan akan stabil di 0,3% secara bulanan.

Data NFP ini diyakini investor akan memberi petunjuk mengenai arah kebijakan moneter di AS.

“Investor hampir sepenuhnya yakin bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan di bulan Juli setelah menahan kenaikan suku bunga bulan lalu,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Selain itu, Data Caixin Services PMI Tiongkok turun ke level 53,9 pada Juni dari level 57,1 pada bulan sebelumnya. Ini menandakan ekspansi selama enam bulan berturut-turut namun dengan laju paling lambat sejak Januari 2023 di tengah pelemahan permintaan.

Data Caixin Services PMI ini menambah banyak sinyal bahwa pemulihan ekonomi pasca Covid-19 Tiongkok sudah kehabisan tenaga.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat ke 6.718 disertai dengan munculnya volume pembelian, posisi IHSG pun masih berada di atas MA-20 dan masih berada pada fase uptrend-nya.

“Apabila IHSG masih mampu bertahan di atas 6.622 sebagai supportnya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave c dari wave (i) pada label merah,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (6/7/2023).

Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG kembali menembus 6.622, maka posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave b dari wave (i) sehingga IHSG masih rawan koreksi ke 6.601–6.632 pada label hitam.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BBNI, INKP, INTP, dan PNLF.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Rabu kemarin IHSG menguat 0,56% ke 6.718, dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp237 miliar pada reguler market.

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak relative sideways pada hari ini, dengan support 6.650–6.630 dan resistance 6.736–6.765. Dengan saham rekomendasinya ialah TOWR, ESSA, ASSA, PNLF, MEDC, dan MYOR.

(fad/dhf)

No more pages