"Kami punya target agar pak Prabowo hattrick (menang tiga kali berturut-turut) di Sumatera Barat. Menang di 2014, 2019 dan insyallah menang di 2024," kata Ade.
Dia mengatakan tidak bisa menghalangi harapan partai-partai lain untuk bisa berjada di provinsi itu.
Secara historis sejak pemilu 2014 PDIP memiliki catatan buruk dalam pengumpulan suara pemilu di Sumbar, sebaliknya Gerindra dan Prabowo selalu mencatat kemenangan mutlak.
Pada Pemilu 2014 suara yang dicapai oleh PDIP di Sumbar hanya 23,08% dan hanya mendapatkan satu kursi di Senayan padahal PDIP adalah partai pemenang pemilu secara nasional.
Pasangan capres dan cawapres yang diusung PDIP dalam pemilu tahun itu, Jokowi-Jusuf Kalla, hanya mendapat sekitar 500 ribu suara dibandingkan dengan hampir 1,8 juta suara yang diperoleh pasangan Prabowo-Hatta yang diusung Gerindra.
Di Pemilu 2019, suara yang diperoleh Presiden Jokowi yang diusung PDIP justru melorot hingga 14,08% dan tidak ada satupun caleg PDIP yang lolos ke Senayan. Secara keseluruhan Sumbar termasuk provinsi yang paling kecil memberi suara untuk PDIP dan Jokowi.
Capres dan Cawapres Gerindra, Prabowo-Sandi mendapat hampir 2,5 juta suara sedangkan pasangan Jokowi-Ma'aruf hanya mendapat sekitar 400 ribu suara.
Kini PDIP berupaya mengubah situasi itu dengan melakukan berbagai pembenahan termasuk pembenahan organisasi.
(ezr)