Seperti penggunaan sejumlah kamera di ruas-ruas tol dan Mobile Control Unit (MCU) atau unit kontrol bergerak yang tersebar secara random yang terhubung ke Control Center yang telah menghabiskan banyak dana.
“Harga mobilnya US$20.000 dan peralatan seperti kamera dan komputernya seharga satu kalinya, dan kami punya 40 MCU seperti ini. Sehingga kami sudah menghabiskan banyak dana,“ ujarnya.
Menurutnya, nantinya USD$300 juta kira-kira 50% akan digunakan untuk jasa yang ada di Indonesia seperti teknologi, mobil, permesinan, jasa data dan lainnya.
Terkait dengan uji coba MLFF yang seharusnya dilaksanakan pada Juni 2023 lalu, Atilla mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sebaik mungkin agar uji coba bisa dilaksanakan akhir tahun ini.
“Kami bekerja sama dengan BPJT dan PUPR. Saya harap segera diumumkan, kita harus bersatu kita bekerja sebaik mungkin agar uji coba bisa dilakukan tahun ini. Semua orang menginginkannya, PUPR menginginkannya, kita sepenuhnya menyelaraskan, kita memeriksa untuk dapat selesaikan semuanya tepat waktu,“ tutupnya.
(krz/evs)