Logo Bloomberg Technoz

Selanjutnya ada nama PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), emiten sektor pendidikan penyedia bimbingan belajar dan konseling tercatat di papan akselerasi pada 11 Januari 2023 ini harga sahamnya juga drop jauh ke bawah harga ketika IPO-nya sebesar Rp188/saham, ke level Rp47/saham, atau sama dengan jeblos 75%.

Pergerakan Saham IPO SOUL Anjlok Sejak Listing Hingga Rabu (5/7/2023) (Bloomberg)

Menyusul dengan nasib yang sama, PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) emiten Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) memasang harga IPO Rp110/saham kala itu, dan melantai pada 6 Januari 2023. Bernasib buruk, harga sahamnya terjun bebas ke level Rp24/saham. Anjlok 78% dari penawaran perdana.

Adapun jika investor membeli saham SOUL ketika awal listing dengan dana investasi Rp100 juta, adapun pada penutupan perdagangan hari ini, nilai investasinya hanya tersisa Rp22 juta saja.

Emiten lain yang sahamnya jatuh ke bawah harga ketika IPO pada 2023 adalah, PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI), emiten yang bergerak dalam bidang usaha Industri Makanan Ringan asal Sentul ini mencetak penurunan mencapai 42% padahal MAXI baru listing kurang dari satu bulan, tepatnya pada 12 Juni kemarin.

Adapun MAXI menawarkan harga perdana sebesar Rp100/saham, kini harganya tersisa Rp58/saham.

Begitu juga dengan PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) emiten manufaktur material bahan bangunan jatuh ke harga di bawah IPO nya, menuju Rp55/saham dari harga ketika IPO senilai Rp105/saham, drop 47%.

Adapun saham pendatang baru lainnya yang jatuh adalah perusahaan yang bergerak pada bisnis Industri Kayu Lapis/Plywood, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT), sahamnya merosot ke level Rp51/saham dari harga IPO-nya Rp118/saham. Padahal, perusahaan baru melantai pada 1 Februari 2023 kemarin. Anjloknya pun tidak main-main, mencapai 57%.

Tips Analisis Saham IPO

Fatur Aria, Investment Specialist Mirae Asset Sekuritas Indonesia memaparkan, investor mencermati dengan seksama setiap perusahaan yang akan melantai di papan pencatatan Bursa Efek Indonesia. Ditambah lagi pada tahun ini banyak perusahaan yang antre untuk melangsungkan aksi korporasi IPO.

Ketika memesan dan membeli saham IPO pada masa seperti saat ini, investor juga harus memperhatikan secara sektoralnya. Fatur menyebut, investor harus selalu update berita terkini terkait sektor apa yang potensial dalam beberapa tahun ke depan.

Adapun berikut saran dan tips dalam analisis saham IPO bagi investor sebelum membelinya.

  1. Analisis mendalam fundamental perusahaan dan rangkum prospektus saham IPO-nya
  2. Mencermati Rasio Profitabilitas, Analisis Arus Kas, valuasi Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV), serta bandingkan dengan sektoralnya.
  3. Perhatikan tujuan IPO dan penggunaan dana hasil IPO-nya akan digunakan untuk apa saja.
  4. Cermati masa-masa Book Building, oversubscribe atau undersubscribe, hingga penentuan harga offeringnya.
  5. Perhatikan track record Penjamin Emisi calon emiten.

Selain itu, Fatur juga mengatakan sentimen pasar secara makro ekonomi, ekspansi ke depan, dan paparan bisnis dari emiten terkait juga dapat mempengaruhi pergerakan harga pada masa mendatang.

(fad/evs)

No more pages