Tak hanya itu, PLN juga telah melakukan co-firing biomassa atau mencapur biomassa dengan batu bara untuk PLTU disebanyak jumlah 37 PLTU. Bahkan, PLN juga telah melakukan dedieselisasi untuk 26 PLTU miliknya.
"Dalam proses ini, kami merancang RUPTL yang paling hijau dalam sejarah PLN, yaitu 21 gigawatt penambahan EBT atau 51,6% penambahan yang berasal dari energi terbarukan," ujar Darmawan.
Menurut sebuah penelitian oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) dan University of Maryland pada akhir 2022, setidaknya terdapat total 12 pembangkit listrik bertenaga batu bara yang layak untuk dipensiunkan dalam waktu dekat.
Kedua belas PLTU berbasis batu bara tersebut a.l. Bangka Baru di Bangka-Belitung dengan kapasitas 60 MW, Banten Suralaya di Banten dengan kapasitas 1.600 MW, Merak di Banten dengan Kapasitas 120 MW, dan Cilacap Sumber di Jawa Tengah dengan kapasitas 600 MW.
Lalu, PLN Paiton di Jawa Timur dengan kapasitas 800 MW, Tarahan di Lampung dengan kapasitas 100 MW, Asam-Asam di Kalimantan Selatan dengan kapastas 260 MW, dan Tabalog di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 200 MW.
Kemudian, Tabalong Wisesa di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 60 MW, Bukit Asam Muara Enim di Sumatera Selatan dengan kapasitas 260 MW, Cikarang Babelan di Jawa Barat dengan kapasitas 280 MW, serta Ombilin di Sumatra Barat dengan kapasitas 200 MW.
Riset tersebut juga memantau sebanyak 72 armada batu bara berkapasitas 43,4 GW yang terhubung ke jaringan listrik PLN.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese baru saja menyepakati kucuran dana senilai AUS$50 juta atau setara dengan Rp500,3 miliar untuk kurs saat ini dalam kerangka kerja sama Australia-Indonesia Climate and Infrastructure Partnership.
Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan investasi yang ramah iklim di Indonesia, melalui suntikan pendanaan ke PLN.
Dalam kerangka rencana Export Finance Australia, Negeri Kanguru juga akan menggelontorkan US$200 juta atau setara Rp2,99 triliun yang akan diinvestasikan ke PLN untuk kepentingan transisi energi.
"Australia dan Indonesia bersama-sama berkomitmen menghadapi tantangan bersama sekaligus berbagai peluang pada masa depan," kata PM Albanese sebagai rilis pers dikutip Selasa (4/7/2023).
(ibn/wdh)