Logo Bloomberg Technoz

Yield SUN Turun, Waspadai Risiko Ini

Ruisa Khoiriyah
05 July 2023 16:00

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tingkat imbal hasil surat utang RI kembali turun ke level terendah melanjutkan tren penurunan sejak awal pekan, memberi sinyal bullish flattening yang sebaiknya diwaspadai oleh para pelaku pasar obligasi.

Pada perdagangan Rabu (5/7/2023), yield atau tingkat imbal hasil SUN tenor 10 tahun semakin turun ke kisaran 6,198% pada pukul 14:20 WIB. Mencerminkan level terendah sejak November 2021.

Pada saat yang sama, yield SUN tenor 2 tahun juga turun lebih sedikit ke posisi 5,907% mengantarkan selisih yield dua surat utang menjadi semakin sempit di kisaran 29,1 bps. Kurva yield Indonesia semakin menuju posisi inverted setelah lelang sukuk kemarin.

Sementara itu, selisih antara yield SUN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun juga semakin mengecil di mana yield UST-10 tahun ada di posisi 3,861% menjadikan selisih dua surat utang hanya terpaut 233 bps.

"Sinyal bull flattening itu tanda-tanda jelek, yield curve melandai di mana secara teori ini adalah pertanda obligasi dinilai kurang menarik dan saham akan menjadi lebih menarik," jelas Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas, Rabu (5/7/2023).