Chief Executive Officer Trafigura Jeremy Weir dan BloombergNEF sebelumnya telah menyatakan keprihatinan serupa.
Nikel, yang diperlukan untuk baterai litium-ion yang menggerakkan kendaraan listrik, diperkirakan menghadapi kekurangan pasok sekitar 10% hingga 20% pada 2030.
Disprosium, elemen tanah jarang yang biasa digunakan dalam motor listrik, juga mungkin mengalami defisit hingga 70%, kata McKinsey. Pasokan tembaga, litium, kobalt, iridium, dan timah juga berisiko menciut.
Menurut laporan tersebut, kekurangan bahan mineral logam akan menghasilkan tambahan setara dengan 400 juta—600 juta ton emisi gas rumah kaca pada 2030. Jumlah ini akan menghancurkan rencana internasional untuk menekan suhu global, sebagaimana diatur dalam Paris Agreement.
Guna mengantisipasi risiko-risiko tersebut, McKinsey merekomendasikan peningkatan investasi dalam pertambangan, pemurnian, dan peleburan menjadi antara US$3 triliun dan US$4 triliun pada 2030. Nilai tersebut setara dengan peningkatan tahunan sebesar 50% dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
(bbn)