Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kunjungan luar negerinya ke Papua Nugini usai lawatan ke Australia. Jokowi tiba di Bandara International Jacksons, Port Moresby, Papua Nugini (PNG) pada Rabu (5/7/2023) sekitar pukul 11.00 waktu setempat dengan pesawat pepresidenan Indonesia-1. Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape turut menyambut langsung kedatangan kepala negara di bawah tangga pesawat.

PM Marape memperkenalkan para penyambut dari Papua Nugini yakni Menteri Acara Kenegaraan Justin Tkachenko, Gubernur Ibu Kota Negara Powes Parkop, Kepala Sekretariat Departemen Pemerintahan Kantor PM dan NEC Ivan Pomaleu, Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri Elias Wohengu, dan Panglima Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Mark Goina.

Sementara itu dari pihak Indonesia, ada Duta Besar RI untuk Papua Nugini Andriana Supandy dan Atase Pertahanan KBRI Port Moresby Kolonel Inf Piter Dwi Ardianto.

Usai perkenalan, kedua pemimpin menuju panggung kehormatan dengan iringan dentuman meriam untuk kemudian mendengarkan lagu kebangsaan. PM Marape kemudian mempersilakan Presiden Jokowi untuk melakukan pemeriksaan pasukan jajar kehormatan.

Presiden Jokowi bersama dengan PM Marape kemudian berdiri di panggung kehormatan untuk kembali mendengarkan lagu kebangsaan dari kedua negara.

Usai menjalani upacara penyambutan yang berlangsung sekitar 30 menit, Presiden Jokowi disambut dengan tarian yang benama Hiri Motu dan kemudian meninggalkan Bandara International Jacksons, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Rabu (5/7/2023).

Kunjungan ini adalah kunjungan balasan sekaligus memenuhi undangan Perdana Menteri James Marape.

“Selain dengan Perdana Menteri Marape, saya juga akan bertemu dengan gubernur jenderal dan menghadiri forum bisnis pertama Indonesia-Papua Nugini,” kata Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet pada pekan ini.

Kepala Negara diagendakan tiba kembali di Indonesia pada 6 Juli 2023. Presiden akan langsung menghadiri Papua Street Carnival di Papua. 

Diketahui masih ada potensi ekonomi dan hubungan dagang yang bisa dikembangkan antara Indonesia dan Papua Nugini. Terlebih negara ini adalah yang berbatasan dengan Indonesia di bagian timur. Selain itu terdapat kesamaan budaya dalam hal kultur melanesia.

Papua Nugini memiliki potensi pertanian yang kaya. Komoditas pertaniannya antara lain produk sayuran, umbi-umbian, kelapa sawit hingga buah-buahan. Kayu juga menjadi salah satu komoditas penting. Sementara pada sektor industri, negara tersebut punya potensi dalam hal minyak dan gas, nikel, emas dan tembaga.

(ezr)

No more pages