Pekan lalu, Ukraina mengatakan bahwa pasukan Wagner tidak mungkin muncul kembali di medan perang dalam jumlah yang signifikan. Kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan kepada outlet berita Ukraina Pravda bahwa kelompok tersebut adalah "tentara Rusia yang paling efisien, yang mampu meraih kesuksesan bagaimanapun caranya."
Dalam sebuah wawancara dengan seorang jurnalis Rusia pada bulan Mei, Prigozhin mengatakan ia telah kehilangan 20.000 tentara dalam pertempuran sengit di Bakhmut selama berbulan-bulan, termasuk sekitar setengahnya yang direkrut dari penjara. Ia mengaku telah mengerahkan 50.000 narapidana di medan perang.
Sementara mundurnya Wagner diperkirakan tidak akan mengubah jalannya perang di Ukraina, pejabat Eropa mengatakan tekad Putin untuk menghindari mobilisasi militer penuh bisa diartikan bahwa Rusia kemungkinan akan mengirimkan lebih banyak tentara Chechen dan narapidana ke garis depan dalam beberapa pekan mendatang.
Dmitry Medvedev, mantan presiden yang sekarang menjadi wakil kepala dewan keamanan Rusia, mengklaim pada Selasa (4/7/2023) bahwa Kementerian Pertahanan telah merekrut 185.000 tentara kontrak baru sepanjang tahun ini. Termasuk di antaranya 10.000 orang mendaftar dalam sepekan terakhir sejak pemberontakan Wagner. Namun, jumlahnya tidak dapat diverifikasi secara independen.
Setelah merekrut narapidana, Kementerian Pertahanan terus meningkatkan jumlah tahanan dalam pasukannya menjadi sekitar 15.000 dan totalnya kemungkinan akan terus meningkat. Sekitar 2.000 orang bertugas di unit militer "Storm Z".
Tidak jelas berapa banyak pasukan tambahan yang bisa disediakan oleh Chechnya. Pemimpin Chechen Ramzan Kadyrow, yang menyatakan pengabdiannya kepada Putin, mengatakan pada Mei via Telegram bahwa 7.000 pasukannya telah berada di Ukraina dan 2.400 lainnya sedang dilatih untuk dua resimen Kementerian Pertahanan yang baru.
Pasukan Chechen sejuah ini masih belum terlihat efektif di medan perang. Mereka bahkan mendapat julukan sebagai "Batalyon TikTok" dari beberapa kritikus karena terlihat lebih aktif di media sosial daripada di medan perang.
Kremlin mungkin memandang mereka "sebagai kekuatan serangan yang belum dimanfaatkan, yang dapat memulihkan kemampuan Rusia untuk mempertahankan upaya ofensif secara bersamaan," kata analis di Institute for the Study of War dalam laporan yang dirilis pada 31 Mei.
Namun, keterlibatan mereka yang sebagian besar berada di bagian belakang operasi tahun lalu "mungkin menunjukkan bahwa Kadyrov ragu-ragu mengerahkan pasukannya untuk melakukan operasi ofensif," kata pusat penelitian yang berbasis di Washington.
Pemberontakan Wagner yang berlangsung singkat meninggalkan pertanyaan yang tidak terjawab tentang sejauh mana elemen garis keras dalam militer mengetahui upaya Prigozhin untuk menggulingkan Shoigu dan pejabat tinggi lainnya karena gagal dalam perang. Pasukannya tiba di jarak 200 kilometer dari Moskow, menghadapi beberapa serangan sebelum Prigozhin membatalkan rencananya setelah menerima kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Putin setuju untuk mengizinkan Prigozhin pindah ke Belarus bersama dengan semua tentara yang ingin bergabung dengannya. Pemimpin Wagner, yang mengklaim 25.000 tentaranya terlibat dalam pemberontakan, belum terlihat di depan umum sejak 24 Juni.
--Dengan asistensi dari Alberto Nardelli.
(bbn)