Logo Bloomberg Technoz

Adapun bila dibandingkan dengan reksa dana yang paling likuid yaitu reksa dana pasar uang maupun reksa dana fixed income (pendapatan tetap), sejauh ini beberapa produk money market fund masih ada yang mampu memberikan return di atas 6% dalam setahun. Begitu juga reksa dana pendapatan tetap, masih ada yang memberi return dua digit dalam setahun. 

Ilustrasi investasi pada reksa dana saham. (Dok Bloomberg)

Mana yang paling menarik?

Bagi para investor, dalam menimbang pilihan-pilihan investasi, penting untuk membandingkan bukan hanya tinggi rendah tawaran cuan atau imbal hasil. Risiko yang menyertai setiap produk investasi juga harus dihitung, selain juga memastikan kesesuaian pilihan dengan tujuan keuangan serta profil risiko investor.

Simulasi Cuan

Bila Anda menempatkan Rp100 juta di ORI023-T3 yang bertenor 3 tahun, total keuntungan yang bisa Anda nikmati adalah Rp15,77 juta selama tiga tahun investasi. Pembayaran kupon perdana sebesar Rp728.033, lalu kupon berikutnya sebesar Rp442.530/bulan.

Adapun, bila menempatkan Rp100 juta di produk deposito bank digital dengan tenor 12 bulan selama 3 tahun (Automatic Rollover/ARO), dengan tawaran imbal hasil 8%. Misalnya, seperti yang ditawarkan oleh produk deposito NEO Wow Extra dari Neo Commerce. Maka, Anda bisa mendapatkan keuntungan total Rp20,45 juta. 

Cuan atau keuntungan yang didapatkan dari deposito bank digital memang lebih besar. Akan tetapi, penting untuk dipertimbangkan juga oleh investor yakni sisi risiko investasi. Keuntungan selalu berbanding lurus dengan risiko. 

Risiko:

1. ORI023

ORI023 adalah instrumen investasi surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Dikarenakan penerbitnya adalah entitas negara, jaminan keamanan dan risiko gagal bayar terbilang kecil kecuali negara tersebut terjerembap dalam krisis utang yang parah. 

Indonesia sejauh ini memperlihatkan resiliensi yang cukup mengesankan di tengah tekanan perlambatan ekonomi global. Rasio utang terhadap PDB Indonesia juga masih cukup terkendali di bawah 40%.

2. Deposito bank besar

Bank-bank besar kebanyakan adalah bank BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, BNI juga bank-bank swasta nasional dan bank swasta asing seperti BCA, CIMB Niaga, HSBC Indonesia, dan lain sebagainya. 

Di bank-bank BUMN —meskipun berlabel pelat merah karena saham mayoritas masih dikuasai oleh pemerintah RI— tingkat risiko instrumen investasi yang ditawarkan, dalam hal ini deposito berjangka, bisa dibilang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi yang dirilis langsung oleh pemerintah RI. 

3. Deposito bank digital

Bank-bank digital di Indonesia mayoritas disokong oleh grup investor global atau konglomerasi nasional seperti Allo Bank, atau Seabank yang dibekingi oleh Sea Group, induk lokapasar Shopee, lalu Neo Commerce yang didukung oleh taipan Tiongkok Jack Ma melalui Alibaba Group, dan lain sebagainya. 

Beberapa bank digital itu menunjukkan performa keuangan yang perlu dicermati. Salah satunya adalah Neo Commerce Bank (BBYB) yang mencatat telah mencatatkan rugi lebih dari 2 tahun berturut-turut. Pada Periode Januari—Mei 2023, bank juga mencetak rugi bersih Rp206,96 miliar. Kerugian yang terjadi dalam lima bulan tersebut menambah akumulasi saldo rugi menjadi Rp1,95 triliun sehingga menggerus ekuitas sampai tersisa Rp3,6 triliun pada akhir Mei 2023.

Selain mencermati kesehatan perusahaan terkait, penting juga bagi investor membandingkan dengan bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan. Bunga LPS saat ini adalah 4,25% simpanan rupiah di bank umum dan 2,25% untuk simpanan valas. Adapun, simpanan di BPR dijamin hingga bunga sebesar 6,75% per tahun. 

4. Reksa dana

Reksa dana adalah kontrak investasi kolektif di mana dana investor akan dikelola oleh manajer investasi dan diputar di instrumen dasar (underlying asset) agar tumbuh dan menghasilkan keuntungan. Misalnya, reksa dana pasar uang akan diputar di instrumen pasar uang seperti sertifikat deposito atau surat berharga bertenor di bawah setahun. Begitu juga fixed income fund yang banyak diputar di instrumen surat utang negara maupun obligasi korporasi.

Dari sisi risiko, reksa dana memiliki risiko lebih besar ketimbang ORI023 karena tidak ada jaminan bebas dari kerugian dari manajer investasi.

(rui/wdh)

No more pages