Logo Bloomberg Technoz

Sepanjang 11 hari terakhir, Bitcoin masih kokoh parkir di atas US$30.000-an dengan pergerakan sideways di kisaran US$29.500–US$31.400.

Secara teknikal analisis Bitcoin pada minggu ini, Panji menilai Bitcoin sempat mencapai area resistance di US$31.400 namun gagal breakout dan pada Selasa pagi, akhirnya Bitcoin bergerak kisaran US$31.129. 

“Bitcoin berupaya untuk breakout area resistance saat ini dan menuju ke harga US$32.000 jika dalam jangka pendek mampu bertahan di atas harga US$30.800. Sebaliknya, jika breakdown di bawah US$30.800 maka BTC berpotensi akan kembali ke area support di US$29.500,” jelas Panji.

Menguatnya Bitcoin juga mendorong kenaikan harga Altcoin (alternative coin) atau aset kripto lainnya selain Bitcoin. Beberapa Altcoin telah mencuri perhatian dengan kenaikan yang impulsif dalam periode tujuh hari terakhir. Beberapa altcoin seperti Bitcoin Cash (BCH) naik 29,55% dan Litecoin (LTC) menguat 21,16%.

Senada, sejumlah token Decentralized Finance (DeFi) juga bertengger di zona hijau seperti Compound (COMP) melesat 64,24% dan Maker (MKR) naik 39,24%. 

Potensi Industri Kripto

Dari sisi industri kripto, ada beberapa kabar positif yang berpotensi mendorong kenaikan harga aset kripto pada Juli ini hingga ke depannya. Ada kabar MicroStrategy kembali membeli 12.333 Bitcoin dengan harga rata-rata US$28.136 per koin pada Rabu pekan kemarin, dengan total kepemilikan saat ini menjadi sebanyak 152.333 Bitcoin.

“Pembelian terbaru ini memperkuat posisi Microstrategy sebagai perusahaan yang memiliki total simpanan Bitcoin terbanyak melampaui Tesla dan Marathon Digital. Aksi akumulasi Microstrategy diharapkan dapat menjadi dorongan bullish pada Juli,” papar Panji.

Kabar dari Inggris juga bisa memberikan sentimen positif setelah regulator meresmikan Rancangan Undang-undang Layanan dan Pasar Keuangan tahun 2023 menjadi Undang-Undang Negara.

Ilustrasi Bitcoin. (dok Bloomberg)

Undang-undang baru di Inggris ini akan menjadi batu loncatan dalam pengembangan peraturan keuangan independen Inggris setelah berhasil keluar dari Uni Eropa.

Panji menyebut, investor aset kripto diharapkan mengikuti perkembangan berita tentang langkah selanjutnya SEC pada ETF Bitcoin. Investor juga harus mencermati beberapa peristiwa ekonomi dari AS, seperti Bank Sentral AS (Federal reserve/The Fed) yang akan melakukan rapat FOMC Minutes pada hari Rabu (5/6/2023), untuk melihat bagaimana arah kebijakan moneter selanjutnya. 

Lalu, pekan ini juga akan ada data terbaru di pasar tenaga kerja dengan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) dan Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang akan dijadwalkan keluar pada hari Kamis (6/7/2023).

Selanjutnya, laporan nonfarm payrolls (NFP) terbaru pada hari Jumat pekan ini (7/7/2023) dapat memberikan informasi pertumbuhan pekerjaan pada bulan Juni 2023. 

“Laporan NFP berkontribusi hingga 80% bagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) AS sehingga sering dijadikan acuan oleh The Fed, untuk menentukan arah kebijakan moneter. NFP bulan Juni diprediksi menjadi 225 ribu, lebih rendah dari bulan Mei sebesar 339 ribu,” kata Panji

Jika hasil NFP sesuai prediksi atau lebih rendah dari ekspektasi pasar maka akan berdampak positif ke Bitcoin. Namun, jika melebihi ekspektasi pasar maka akan memicu penguatan nilai mata uang Dolar AS dan menekan harga Bitcoin.

Melihat harga Bitcoin saat di kisaran level tertinggi dalam setahun terakhir, investor disarankan untuk waspada terhadap risiko dan volatilitas yang terjadi ke depan.

(fad)

No more pages