Logo Bloomberg Technoz

Tertatih Menangkap Peluang Industri Wisata, Memupus Asa Devisa

Ruisa Khoiriyah
05 July 2023 10:30

Turis asing melakukan ritual melukat di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali, Rabu (3/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Turis asing melakukan ritual melukat di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali, Rabu (3/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kelesuan ekonomi global yang masih berusaha bangkit dari dampak pandemi Covid-19 terlihat telah mempengaruhi daya beli para wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Meski kunjungan turis asing ke Negeri Khatulistiwa mulai bangkit, akan tetapi jumlahnya belum mampu kembali ke level prapandemi ditambah tingkat belanja yang masih terbatas.

Kelesuan belanja turis asing ditambah keputusan pemerintah yang menghentikan kebijakan bebas visa bagi 159 negara di dunia, dan kurang lincahnya pemanfaatan momentum pascapandemi, akan semakin memupus peluang mengalirnya devisa ke sistem perekonomian domestik yang seharusnya dibutuhkan untuk menopang nilai tukar rupiah agar lebih resilien di tengah tekanan bunga acuan global.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sepanjang Januari-Mei 2023, kunjungan turis asing ke Indonesia melonjak menembus 4,11 juta orang, naik tinggi dibandingkan periode pada 2022 yang cuma 977 ribu wisatawan asing. Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia mayoritas adalah dari Malaysia, Australia, dan Singapura.

Namun, kendati jumlah kunjungan naik terus, kedatangan turis asing tidak otomatis menaikkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau tingkat hunian hotel. Pada Mei lalu, TPK malah turun 0,82 poin secara tahunan walau masih tumbuh secara bulanan.

Turis Berwisata Lebih Singkat

    Mulai bergairahnya kedatangan turis asing sejak Indonesia melonggarkan mobilitas sosial masyarakat pasca pandemi mereda, nyatanya belum mampu kembali ke level prapandemi. Sebelum pandemi merebak, kedatangan turis asing ke Indonesia bisa mencapai 5-6 juta orang hanya dalam lima bulan pertama.