Eltaf Najafizada - Bloomberg News
Bloomberg, Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Taliban telah melarang operasional salon kecantikan yang dijalankan wanita. Ini menjadi lanjutan kebijakan keras yang bertujuan untuk mempersempit ruang bagi wanita untuk bekerja di luar rumah. Padahal, negara tersebut tengah memerangi kemiskinan yang parah.
"Semua salon kecantikan yang dijalankan oleh wanita di Kabul dan provinsi lain harus segera dilarang, dan mengikuti perintah kami," kata Kementerian Kebaikan dan Kebajikan Afghanistan via pesan teks pada Selasa (4/7/2023) tanpa memberikan informasi lebih lanjut. "Pelanggar akan menghadapi tindakan hukum."
Pengumuman terbaru tersebut merupakan bagian dari upaya Taliban untuk menjauhkan perempuan dari peran yang terlihat dalam pemerintahan dan masyarakat. Pemerintah memaksa para wanita untuk tetap tinggal di rumah.
PBB telah berulang kali mengutuk pembatasan Taliban terhadap warga Afghanistan wanita; seperti larangan melanjutkan pendidikan di atas kelas enam sekolah dasar, bekerja di pemerintahan atau sektor swasta, mengunjungi taman, hingga menggunakan pusat kebugaran. PBB mengatakan "hampir tidak mungkin" bagi masyarakat internasional untuk membenarkan langkah yang dilakukan pemerintah Taliban.
Bekerja di rumah sakit sebagai perawat dan dokter kini menjadi satu-satunya pekerjaan bagi para perempuan di Afghanistan. Pembatasan tersebut memaksa perempuan diam-diam bekerja dari rumah sebagai guru dan penata rias.
"Taliban tidak menganggap perempuan sebagai manusia, tetapi sebagai komoditas untuk dimiliki dan ditindas," kata Jamila Afghan, seorang aktivias hak-hak perempuan Afghanistan yang melarikan diri dari negara tersebut dan kini tinggal di Turki.
"Larangan terbaru akan berdampak pada ribuan penata rias dan menutup ratusan toko kecantikan di seluruh negeri," kata dia.
(bbn)