Australia mengakui Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu negara ini memiliki peran kunci dalam Strategi Ekonomi Asia Tenggara 2040. Sejak pandemi kata Albanese, nilai perdagangan antara dua negara terus meningkat bahkan menyentuh angka AUS$14,6 miliar pada 2022.
Sejumlah kerja sama dua negara karena itu masih terus diperluas antara lain dalam bidang bisnis kesehatan, pertambangan dan ekonomi digital. Kedua pemimpin juga menyinggung perlunya kerja sama dalam bidang kendaraan listrik untuk mewujudkan target nol emisi karbon.
"Indonesia merupakan negara yang sangat penting bagi Australia. Kemajuan ekonomi, keamanan dan stabilitas Indonesia bahkan berkontribusi pada wilayah Indo-Pasifik kini lebih makmur dan lebih stabil," kata Albanese lagi.
Tak hanya bidang ekonomi, sektor pendidikan juga menjadi objek kerja sama dua negara. Disebutkan setelah Monash University membuka kampus di Indonesia, langkah ini akan diikuti oleh sejumlah kampus Australia lainnya seperti Western Sydney University, Deakin University and Central Queensland University. Universitas tersebut akan segera membuka kampus di Jakarta. Sementara di Australia sendiri, dilaporkan lebih dari 200.000 ribu warga Indonesia tengah belajar.
Dalam bidang keamanan, PM Albanese juga menyinggung perlunya membangun terus kerja sama dua negara. Dua negara sudah meneken kerja sama Defence Cooperation Agreement (DCA).
Pada September 2023 mendatang, PM Albanese dijadwalkan akan kembali berkunjung ke Jakarta setelah dia sempat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada tahun lalu. Kehadiran Albanese pada tahun ini disebut menjadi bentuk komitmen Australia mendukung ASEAN. Terlebih Indonesia pada saat ini sedang memegang tampuk kepemimpinan ASEAN. Pada September ini, Indonesia akan menjadi tuan rumah East Asian Summit dan ASEAN-Australia Summit.
(ezr)