Logo Bloomberg Technoz

Beberapa aksi yang terekam termasuk gundukan sampah yang terbakar di Dunkirk, seseorang yang menjarah TV raksasa di Marseille, dan seruan seorang remaja di Starsbourg untuk mengikuti akunnya agar tidak ketinggalan siaran yang memperlihatkan bentrokan warga dengan polisi.

Lacroix mengatakan bahwa banyak pengguna reguler yang menyiarkan kerusuhan tersebut agar mendapatkan ribuan subscriber tambahan, karena anak muda beralih ke TikTok untuk mendapatkan berita. Brut mengunggah beberapa video tersebut pada salurannya sendiri dengan persetujuan para pemilik konten, tambahnya.

Perusahaan berita sosial lainnya, Loopsider, mengatakan jumlah penonton di TikTok-nya melonjak dari 50 juta di pekan lalu menjadi lebih dari 200 juta. "Video pendek dalam format TikTok ideal untuk mengabadikan peristiwa semacam itu," kata Giuseppe de Martino, salah satu pendiri Loopsider. "Tentu saja kami tidak membanggakan peningkatan jumlah penonton dalam masa-masa sulit ini."

Pada Jumat (30/6/2023) Emmanuel Macron menyoroti "peran penting" yang dimainkan media sosial, menyebut TikTok dan Snapchat telah digunakan untuk mengatur pertemuan yang memicu kerusuhan dan menginspirasi perilaku untuk ditiru.

"Bagi anak-anak muda, aplikasi tersebut mengarah pada semacam penyimpangan dari kenyataan. Dan terkadang kami mendapatkan kesan bahwa beberapa dari mereka memainkan video game yang mencuci otak mereka di jalanan," kata Macron.

Bentrokan polisi dengan pedemo yang memprotes penembakan remaja di pinggiran Nanterre Paris, Prancis, Kamis, (29/6/2023). (Benjamin Girette/Bloomberg)

Menteri-menteri Prancis memperkuat peringatan Macron selama akhir pekan tentang efek media sosial dalam mendorong terjadinya kerusuhan dan penjarahan. "Hal ini bisa menjelaskan beberapa pelaku masih berada di usia yang sangat muda," kata juru bicara pemerintah Olivier Veran di radio France Inter pada Minggu (2/7/2023). 

"Tampaknya ada komunitas dan kelompok yang bersaing untuk mendapatkan pengikut," katanya. "Hal yang paling menyakitkan tentang video-video tersebut adalah bahwa orang yang merekam tertawa terbahak-bahak."

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dan Menteri Digital Jean-Noel Barrot pada Jumat bertemu dengan perwakilan TikTok, Snap, Twitter, dan Meta. Mereka meminta perusahaan-perusahaan media sosial tersebut untuk secara aktif menghapus konten kekerasan dan membantu pihak berwenang mengidentifikasi orang-orang yang menggunakan platform tersebut untuk menyerukan kerusuhan.

TikTok mengkonfirmasi pertemuan itu terjadi, tetapi tidak mengomentari penggunaannya di Paris pekan lalu. "TikTok tentu saja memperhatikan situasi yang ada, tetapi tidak membagikan data-data ini," kata perwakilan perusahaan.

Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti pada Sabtu (1/7/2023) memperingatkan bahwa hukum Prancis mengizinkan identifikasi dan penangkapan pada orang-orang di balik akun anonim yang dianggap menghasut kekerasan.

TikTok dan pemiliknya di China, ByteDance Ltd. berada di bawah pengawasan dunia atas risiko keamanan dan dampak algoritmenya. Dengan beberapa pemerintah mengancam akan melarang TikTok atau memaksa mereka berpisah dari perusahaan induknya. Senat Prancis akan menyampaikan hasil dari serangkaian dengar pendapat tentang kekhawatiran atas aplikasi tersebut pada Kamis (6/7/2023).

- Dengan asistensi dari Tara Patel.

(bbn)

No more pages