Logo Bloomberg Technoz

Juni, Penerbitan Obligasi Korporasi Catat Rekor

Ruisa Khoiriyah
04 July 2023 10:40

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah masih belum gregetnya permintaan kredit baru oleh korporasi, para pelaku usaha di Indonesia terlihat lebih nyaman mencari pembiayaan dari pasar modal melalui penerbitan obligasi berdenominasi rupiah.

Selama Juni lalu, korporasi domestik mencatat penjualan surat utang sebesar Rp8,2 triliun atau sekitar US$550 juta, di mana angka itu mencerminkan kenaikan 40% dari nilai penerbitan obligasi rupiah selama Mei sebesar Rp5,8 triliun. Kenaikan emisi pada Juni menjadi kabar cerah di tengah tekanan suram yang melandai pasar obligasi terutama untuk sektor infrastruktur atau konstruksi yang terimbas skandal gagal bayar surat utang beberapa perusahaan BUMN karya.

Nilai emisi obligasi rupiah oleh korporasi Indonesia pada Juni itu mencerminkan posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan bisa dilihat sebagai gambaran optimisme pelaku usaha di tengah kelesuan yang masih membayangi perekonomian akibat ketidakpastian global.

"Pada awal tahun, tidak banyak alasan bagi korporasi untuk menaikkan belanja modal karena aktivitas perekonomian yang masih lambat dan adanya ketidakpastian. Namun, dengan kini perekonomian sudah mulai kembali melaju normal, korporasi mulai berpikir tentang ekspansi. Penerbitan obligasi itu bukan hanya untuk membantu refinancing akan tetapi juga untuk menutup kebutuhan belanja modal," jelas Angki Hendra, manajer investasi di Batavia Prosperindo Aset Manajemen, seperti dikutip Bloomberg News, Selasa (4/7/2023).

Penerbitan obligasi korporasi bergairah (Bloomberg)

Aktivitas manufaktur RI tercatat di zona ekspansi selama 22 bulan berturut-turut di mana pada Juni Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia naik signifikan ke 52,5 setelah sebelumnya melambat di 50,3 pada Mei. Indeks PMI Juni itu menjadi yang tertinggi dalam 18 bulan terakhir.