Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Masih Sulit Keluar Dari Tekanan Eksternal Hari Ini

Ruisa Khoiriyah
04 July 2023 08:57

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sepertinya belum ada energi tambahan untuk membantu nilai tukar rupiah berbalik menguat hari ini dengan tekanan yang masih mengintai pasar surat utang dan bursa saham.

Rupiah akan mencoba bertahan agar pelemahan melampaui Rp15.000/US$ tidak terperosok semakin jauh dengan dukungan data makroekonomi domestik yang memperlihatkan resiliensi di tengah ketidakpastian global yang semakin tinggi. Inflasi inti Juni secara bulanan tercatat naik 0,12%, lebih tinggi ketimbang Mei sebesar 0,06%, mencerminkan masih bertahannya daya beli masyarakat di tengah sinyal perlambatan ekonomi yang kian kuat. 

"Inflasi IHK pada Juni terutama dipengaruhi oleh inflasi inti sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat seiring penambahan hari cuti bersama Iduladha di mana penyumbang utama kenaikan inflasi inti adalah komoditas kontrak dan sewa rumah," jelas Bank Indonesia dalam pernyataan resmi dikutip Selasa (4/7/2023).

Hari ini, nilai tukar rupiah juga berharap sokongan dari gelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang ditargetkan menyerap Rp6 triliun, lebih rendah dari target lelang sukuk sebelumnya. Meski, perkiraan animo pelaku pasar di pasar primer kemungkinan masih relatif lesu seperti lelang SUN pekan lalu yang mencatat incoming bids anjlok sampai 50%.

Tingkat imbal hasil atau yield SUN tenor 10 tahun ditutup naik ke kisaran 6,237% pada Senin (3/7/2023). Sedangkan yield tenor 2 tahun turun ke 5,9%, lalu 5 tahun juga turun ke 5,886%, disusul tenor 15 tahun yang juga turun 6,438% dan tenor 20 tahun 6,571%.