Adapun secara bulanan (month-to-month/mtm) terjadi inflasi sebesar 0,14% mtm. Lebih tinggi dibandingkan dengan Mei yang sebesar 0,09% mtm.
Inflasi inti (core inflation) juga melambat ke level terendah dalam 13 bulan menjadi 2,58% pada Juni dari sebelumnya 2,66% pada Mei, juga lebih rendah dari ekspektasi sebesar 2,6%.
Selanjutnya sentimen yang akan mempengaruhi IHSG datang dari regional, aktivitas manufaktur China yang diukur dari indeks swasta Caixin tumbuh melambat pada Juni lantaran dunia usaha masih berhati-hati tentang prospek output mereka.
PMI manufaktur Caixin mencapai 50,5 pada Juni. Angka ini sukses mencatatkan di atas perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sebesar 50, batas yang memisahkan antara ekspansi dari kontraksi.
Secara umum, bursa saham di Asia juga tertekan pada Selasa (04/07/2023), setelah Wall Street mencatatkan kenaikan tipis jelang liburan Hari Kemerdekaan di Amerika Serikat (AS).
Bursa Jepang turun, sementara Korea Selatan dan Australia berfluktuasi. Hal ini terjadi usai kenaikan 0,1% pada S&P 500 dan 0,2% pada Nasdaq 100, Senin, di mana data yang menunjukkan perlambatan manufaktur AS dirilis.
Kemudian, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, terbitnya data Belanja Konsumen Amerika Serikat (US Personal Spending) naik tipis 0,1% mtm pada Mei, lebih rendah dari ekspektasi pasar 0,2% mtm dan jauh lebih lambat dari kenaikan 0,6% mtm pada April.
Data Pendapatan Konsumen (US Personal Income) tumbuh 0,4% mtm pada Mei, naik tipis dari kenaikan 0,3% mtm pada April sementara sebelumnya para analis meramalkan kenaikan 0,3% mtm.
“Indeks Ekspektasi Konsumen (Consumer Expectations Index) direvisi ke atas menjadi 61,5, level tertinggi dalam empat bulan terakhir dari perhitungan awal 61,3. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (Current Economic Conditions Index) juga turut direvisi ke atas menjadi 69,0, level tertinggi dalam empat bulan dari perhitungan awal 68,0,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat 0,52% ke 6.696 dan pergerakannya berhasil menembus dari MA-20.
“Apabila IHSG masih mampu bertahan di atas 6.622 sebagai supportnya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave c dari wave (i) pada label merah,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (4/7/2023).
Herditya juga memberikan catatan, jika IHSG kembali menembus ke bawah 6.622, maka posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave b dari wave (i) sehingga IHSG masih rawan koreksi ke 6.601-6.632 pada label hitam.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ARTO, MDKA, MTEL, dan UNVR.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Senin kemarin IHSG menguat 0,52% ke 6.696, dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp194 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways pada hari ini, dengan resistance 6.730–6.750 dan support 6.650–6.630 Dengan saham rekomendasinya ialah BRIS, MYOR, CPIN, BDMN, HRUM, dan EXCL.
(fad/dhf)