Bila dirinci, ekuitas start up ini selalu tergerus akibat rugi yang terjadi bertahun-tahun. Pada 2020, Akseleran mencatatkan rugi Rp54,71 miliar, lalu 2021 sebesar Rp30,39 miliar dan 2022 sebesar Rp22,48 miliar. Bahkan pada Januari 2023, perseroan juga mencatatkan rugi tahun berjalan Rp4,35 miliar. Akumulasi rugi tercatat Rp128,67 miliar
Sementara itu dari sisi liabilitas Akseleran, didominasi oleh utang jangka pendek senilai Rp57 miliar pada akhir 2022. Sebagian dari utang jangka pendek ini diberikan oleh individu bukan lembaga, seperti Hana Anwar Makarim, Nono Anwar Makarim, dan Atika Makarim yang masing-masing memberikan pinjaman Rp13,4 miliar, Rp2,5 miliar, dan Rp1 miliar.
Berikutnya ada Margareta, Anggraini Puspita Dewi, Amelia Octavia, Andrianus Hendrawan, dan Hutama Halim yang memberikan pinjaman kepada Akseleran antara Rp1 miliar sampai Rp3 miliar. Sementara dari lembaga ada PT Akar Inti Teknologi yang memberikan pinjaman Rp30 miliar.
Pasca pelaporan laporan keuangan atau setelah Januari 2023, perseroan juga mendapatkan pinjaman jangka pendek dari sejumlah pihak, seperti Andrianus Hendrawan, Margareta, Amelia Octavia Suryawijaya, Rebecca Gultom Nainggolan, dan Anggraini Puspita Dewi, dan CV Mitra Keluarga Utama.
Akseleran akan menggunakan dana hasil IPO untuk mengakuisisi PT Pratama Interdana Finance (PIF) senilai Rp36,5 miliar. Berikutnya dana Rp200 miliar akan disalurkan kepada PIF dalam bentuk ekuitas pasca akuisisi. Adapun sisa dana hasil IPO akan digunakan oleh Akseleran sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.
(bbn)