Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 75 poin ke posisi Rp1.495/saham, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menguat 100 poin ke posisi Rp2.330/saham. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) terapresiasi 45 poin ke posisi Rp1.385/saham.
Sentimen positif dalam negeri datang dari data inflasi yang melandai, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juni berada pada level 3,52% secara tahunan (year-on-year/yoy). Melandai dibandingkan dengan inflasi Mei sebesar 4% yoy. Sesuai dengan ekspektasi pasar, laju inflasi Indonesia berhasil melandai secara tahunan.
Inflasi 3,52% yoy juga lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar. Konsensus yang dihimpun Bloomberg menghasilkan angka median proyeksi inflasi Juni sebesar 3,62%.
Adapun secara bulanan (month-to-month/mtm) terjadi inflasi sebesar 0,14% mtm. Lebih tinggi dibandingkan dengan Mei yang sebesar 0,09% mtm.
Aktivitas manufaktur Indonesia kembali mencatatkan ekspansi atau Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di level 52,5. Lebih ekspansif dibandingkan bulan sebelumnya, 50,3.
S&P Global Indonesia Manufacturing melaporkan, aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan data PMI Indonesia ada di level 52,5 pada Juni. Angka ini naik dibandingkan bulan sebelumnya yang ada di level 50,3 pada Mei.
Ini adalah bulan ke-22 secara berturut-turut pertumbuhan aktivitas manufaktur dalam tren ekspansif, dan menjadi yang tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir.
Indonesia meraih kembali posisinya di jajaran negara berpendapatan menengah ke atas didorong oleh pemulihan ekonomi yang kuat pasca hantaman pandemi Covid-19, menurut data terbaru Bank Dunia (World Bank).
Bank Dunia mencatat Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia naik ke posisi US$4.580, berdasarkan klasifikasi terakhir Bank Dunia. Posisi itu menunjukkan perbaikan dari pembacaan terakhir yang sebesar US$4.140, yang membuat status Indonesia berada di jajaran negara berpendapatan menengah bawah, untuk kedua kalinya pada 2022.
Adapun pasar saham Asia kompak bergerak menguat pada perdagangan sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 2,06%, indeks Nikkei 225 naik 1,70%, indeks Kospi menguat 1,49%, indeks Shanghai Composite terapresiasi 1,31%, dan indeks Strait Times Singapore menguat 0,04%. Sementara itu, Dow Jones Index Future turun 0,17%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, aktivitas manufaktur China yang diukur dari indeks swasta Caixin tumbuh melambat pada Juni lantaran dunia usaha masih berhati-hati tentang prospek output mereka.
PMI manufaktur Caixin mencapai 50,5 pada Juni, turun dari level sebelumnya 50,9 pada Mei. Angka ini sukses mencatatkan di atas perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sebesar 50, batas yang memisahkan antara ekspansi dari kontraksi.
Korea Selatan berhasil mencatat surplus neraca perdagangan pertamanya dalam 16 bulan pada Juni, didukung oleh ekspor mobil yang kuat dan penurunan impor energi.
Tercatat, kinerja ekspor utama Korea Selatan turun 6% yoy, menurut data Kementerian Perdagangan, lebih dalam dibandingkan ekspektasi ekonom dengan penurunan 3,6%. Impor keseluruhan turun 11,7% pada periode tersebut dibandingkan 14% pada bulan sebelumnya, menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$1,1 miliar, yang merupakan surplus pertama sejak Februari 2022.
Data tersebut memberikan sinyal terbaru bahwa penurunan permintaan barang-barang Korea Selatan mulai mereda. Ekspor Korea berfungsi sebagai barometer perdagangan internasional karena negara tersebut menjual barang-barang yang dibuat menjadi berbagai barang, termasuk pajangan, dan minyak sulingan.
Permintaan di masa depan akan sangat bergantung pada ekspansi yang lebih kuat di China, mitra dagang terbesar Korea, dan di mana permintaan yang lemah telah menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
(fad/evs)