Logo Bloomberg Technoz

Bank Dunia mengatakan pertumbuhan Indonesia selama 20 terakhir ditopang oleh siklus komoditas, reformasi dasar kebijakan dan kelembagaan. Kombinasi dari semua ini telah membantu mempercepat investasi dan penciptaan lapangan kerja.

Namun untuk ke depannya, Bank Dunia merekomendasikan pendorong daya saing Indonesia perlu beralih dari pemanfaatan komoditas dengan menciptakan sejumlah kebijakan yang ramah pasar sehingga mampu mengalokasikan sumber daya yang kompetitif untuk kemajuan industri.

"Pembuat kebijakan didorong untuk membangun reformasi dan mengadopsi kebijakan yang lebih ramah pasar dan mengurangi hambatan untuk kompetisi sehingga bisa mempercepat pertumbuhan produktivitas," tulis laporan Bank Dunia.

Reformasi daya saing, menurut Bank Dunia dapat mendorong pertumbuhan PDB lewat pengaruh akumulasi modal, pemanfaatan tenaga kerja, dan produktivitas faktor total (atau efisiensi). 

Bank Dunia mengatakan mengurangi kesenjangan dalam SDM dan kualitas peraturan bisnis dapat memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan.

Bank Dunia membuat klasifikasi negara berdasarkan GNI per capita dalam 4 kategori, yaitu: Low Income (US$1.035), Lower Middle Income (US$1.036-US$4,045), Upper Middle Income (US$4.046-USD12.535) dan High Income (>US$12.535).

Bank Dunia menggunakan klasifikasi ini sebagai salah satu faktor untuk menentukan suatu negara memenuhi syarat dalam menggunakan fasilitas dan produk Bank Dunia, termasuk loan pricing (harga pinjaman).

(evs)

No more pages