Logo Bloomberg Technoz

Menurut BloombergNEF, teknologi sel surya emitor pasif dan kontak belakang (PERC) kemungkinan akan diambil alih oleh kontak pasif terowongan oksida (TOPCon) dan struktur sambungan hetero (heterojunction) dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Sementara teknologi sel surya PERC membutuhkan sekitar 10 miligram per watt, sel TOPCON membutuhkan 13 miligram dan heterojunction membutuhkan 22 miligram.

Perbandingan teknologi sel surya PERC, TOPCon, dan Heterojunction. (Sumber: Bloomberg)

Di waktu yang sama, pasokan perak semakin menipis. Bahkan ketika permintaan naik seperlima, data dari Silver Institute menyebut pasokan menunjukkan angka yang datar. Tahun ini, produksi diperkirakan naik 2% sementara konsumsi industri naik 4%.

Masalah bagi pembeli perak adalah dalam hal mendongkrak pasokan yang tak mudah, mengingat kelangkaan tambang primer. Sekitar 80% pasokan logam berasal dari proyek timbal, seng, tembaga, dan emas, dengan perak sebagai produk sampingan.

Selain itu, lingkungan di mana penambang sudah enggan untuk berkomitmen pada proyek baru yang besar, juga margin permintaan terhadap perak lebih rendah dibandingkan dengan logam mulia dan industri lainnya, berarti sinyal harga positif tidak cukup untuk meningkatkan output. Bahkan proyek baru yang disetujui bisa berjarak satu dekade dari produksi.

Grafik perbandingan permintaan dan pasokan perak. (Sumber: Bloomberg)

Hasilnya adalah tekanan pada pasokan yang sangat siginifikan, sehingga studi dari University of New South Wales memperkirakan bahwa sektor tenaga surya dapat menghabiskan antara 85-98% cadangan perak global pada tahun 2050. Menurut Brett Hallam, salah satu penulis makalah tersebut, volume perak yang digunakan per sel akan meningkat dan dapat memakan waktu sekitar lima hingga 10 tahun untuk membawa kembali ke level saat ini.

Perusahaan-perusahaan panel surya dari China secara aktif mengeksplorasi penggunaan alternatif yang lebih murah seperti tembaga yang dilapisi, walaupun sejauh ini hasilnya beragam. Zhong Baoshen, ketua Longi Green Energy Technology Co. produsen panel terbesar di dunia, mengatakan teknologi yang menggunakan logam yang lebih murah sekarang sudah cukup maju, dan akan segera diproduksi massal begitu harga perak melonjak. 

Perak saat ini diperdagangkan sekitar US$22,70 per ons. Harga turun sekitar 5% tahun ini, tetapi jauh di atas sebelum lonjakan pada 2020 karena pandemi mendukung naiknya permintaan.

"Pergantian akan terlihat lebih menarik ketika perak mencapai harga US$30 per ons dibandingkan dengan US$22 hingga US$23," kata Philip Klapwicjk, direktur pelaksana konsultan Precious Metals Insights Ltd. yang berbasis di Hong Kong dan salah satu penulis laporan di Silver Insititute. Tidak akan ada "skenario kiamat" di mana kita kehabisan perak, tetapi "pasar akan mengembalikan keseimbangan pada harga yang lebih tinggi," katanya.

--Dengan asistensi dari Dan Murtaugh. 

(bbn)

No more pages