Logo Bloomberg Technoz

Surat Utang RI Tertekan Aksi Jual, Rupiah Tembus Rp15.000/US$

Ruisa Khoiriyah
03 July 2023 12:12

Ilustrasi uang Rupiah. (Photo By wirestock via Envato)
Ilustrasi uang Rupiah. (Photo By wirestock via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peluang kenaikan bunga acuan Federal Reserve yang semakin besar menyusul data inflasi belanja konsumen yang masih di atas ekspektasi pelaku pasar, memicu tekanan pada pasar surat utang negara dan memupus kekuatan rupiah.

Pengumuman data inflasi Juni yang mencatat angka lebih rendah di 3,52%, turun signifikan dibandingkan inflasi Mei di 4% dan juga lebih rendah ketimbang konsensus ekonom, tidak mampu memberikan katalis positif bagi nilai tukar rupiah dan pamor surat utang RI terutama di tenor lebih pendek.

Pasangan USD/IDR diperdagangkan di kisaran Rp15.029/US$, mengindikasikan pelemahan nilai tukar rupiah sekitar 36 bps pada pukul 11:51 WIB, Senin (3/7/2023). Nilai tukar rupiah sempat menyentuh level terlemah hari ini di posisi Rp15.038/US$ pada awal perdagangan.

Adapun tingkat imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN/INDOGB) sebagian mencatat kenaikan, indikasi adanya tekanan jual yang meluruhkan harga. Imbal hasil SUN tenor 2 tahun naik tipis ke 5,882%, disusul kenaikan yield SUN 5 tahun di 5,925%. Namun, yield benchmark SUN 10 tahun dan 15 tahun masing-masing menunjukkan penurunan di 6,246% dan 6,470%. Para pemodal menunjukkan animo lebih besar pada surat utang RI tenor lebih panjang.

Di saat yang sama, yield US Treasury, surat utang AS tenor 10 tahun semakin tinggi ke level 3,837%, membawa selisih antara INDOGB dan UST ke kisaran 240 bps.