Perubahaan pernyataan Yu Liang ini mendengungkan kekhawatiran para pengembang properti negara tersebut terhadap sektor ini.
Meskipun perlambatan pertumbuhan harga dalam beberapa hal disambut baik oleh para pembuat kebijakan yang hendak mengendalikan pembelian spekulatif, risiko kemerosotan yang lebih dalam dari yang diharapkan meningkat di saat ekonomi negara ini kehilangan momentum.
Nilai penjualan rumah baru dalam indeks 100 pengembang real estate terbesar China, mengalami melanjutkan penurunan dari tahun ke tahun pada Juni, menurut data China Real Estate Information Corp. Hal ini merupakan sinyal yang mengkhawatirkan meskipun masih mencatat kenaikan tipis dari bulan Mei.
Tingkat pencarian rumah baru dan rumah yang sudah ada di pasaran juga turun di bulan Juni, yang menunjukkan bahwa penjualan pada bulan lalu terlihat suram, demikian menurut Yu Liang, tanpa menguraikan sumber datanya.
China mungkin akan melonggarkan beberapa pembatasan pembelian rumah dan persyaratan uang muka di area-area non-inti. Hal ini dapat terjadi secara regional dan bukan secara nasional, menurut laporan analis properti JPMorgan Chase & Co. yang dipimpin oleh Karl Chan.
Yu Liang menegaskan kembali bahwa permintaan jangka panjang untuk perumahan masih ada. Populasi urban China dapat meningkat hampir 70 juta dalam dekade berikutnya dan banyak warga China perlu naik kelas dengan berpindah dari bangunan-bangunan kumuh.
Menurut survei bank sentral, hampir 17% orang memperkirakan harga rumah akan turun di China pada kuartal berikutnya, dibandingkan dengan 14,4% saat diwawancarai pada kuartal terakhir.
- Dengan asistensi Jeanny Yu.
(bbn)