Pihak berwenang mengerahkan 45 ribu polisi, brigade khusus, dan kendaraan bersenjata di jalan-jalan yang diserbu oleh para pemuda yang membakar dan menyerang petugas, fasilitas umum dan toko.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menulis di Twitter bahwa ia merasakan malam yang lebih tenang.
Meski demikian, bentrokan masih terjadi di kota-kota seperti Marseille yang merupakan pertanda ketegangan belum berakhir.
Para politisi di Prancis mengutuk beberapa serangan warga, terutama tindakan menabrak dan membakar mobil di rumah walikota L'Hay-les-Roses. Stephane Hardouin, seorang jaksa penuntut umum, mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki percobaan pembunuhan itu.
Kerusuhan menimbulkan risiko politik bagi Macron yang membatalkan kunjungan kenegaraan ke Jerman yang seharusnya dimulai hari Minggu. Macron dan Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti meminta para orang tua dan perusahaan media sosial untuk membantu mengakhiri kekerasan di Prancis.
Dampak ekonomi
Dampak ekonomi dari kerusuhan juga meningkat. Pada Sabtu, Menteri Keuangan Bruno Le Maire mengatakan sekitar 10 pusat perbelanjaan, lebih dari 200 supermarket, 250 toko tembakau, dan 250 gerai bank telah diserang atau dijarah.
“Semua jenis bisnis telah menjadi sasaran, terutama yang memiliki barang dagangan berharga,” kata Jean-Luc Chauvin, Kepala Kamar Dagang Aix Marseille Provence, kepada France Info. Perkiraan kerugiannya kemungkinan lebih dari 100 juta euro (Rp1.640 triliun) dan masih akan bertambah.
Label fesyen milik LVMH, Celine pun membatalkan peragaan busana pria yang dijadwalkan pada Minggu di Paris. Pihak berwenang membatasi angkutan umum di beberapa kota dan membatalkan acara hiburan seperti konser.
Korban penembakan benama Nahel yang merupakan pemuda berusia 17 tahun keturunan Afrika Utara dimakamkan pada Sabtu di sebuah masjid di Nanterre. Korban ditembak dari jarak dekat ketika berada di dalam mobilnya pada Selasa lalu itu.
Petugas yang melakukan tembakan itu telah didakwa dengan pembunuhan dan ditahan. Laurent-Franck Lienard, seorang pengacara mengatakan kepada radio Europe 1 bahwa polisi yakin bahwa memang harus dilakukan penembakan pada saat kejadian.
(bbn)
